Makan Bergizi Gratis, Politikus PDI-P Minta Prioritaskan Asupan Pangan Lokal Papua Barat
MANOKWARI, KOMPAS.com - Politikus PDI-P sekaligus anggota DPR RI dari Papua Barat, Obeth Ayok meminta program makan bergizi gratis di Papua mengutamakan asupan pangan lokal, seperti sagu, keladi, pisang, serta sayur mayur yang ditanam oleh petani lokal.
Demikian juga dengan lauk pauk yang berasal dari peternak lokal.
"Supaya masyarakat kita juga diberdayakan, tidak jadi penonton, karena kita punya makanan (lokal) yang juga bermanfaat bagi gizi dan kesehatan kita. Orang Papua dulu sehat, tetapi karena makan makanan yang ada pengawet," kata Obeth Ayok saat ditemui di Manokwari pada Kamis (9/1/2025).
Dia juga menyinggung masalah kenaikan harga kebutuhan di Papua Barat setelah program makan bergizi gratis diluncurkan.
"Kita tidak bisa paksakan kondisi yang ada untuk kenaikan harga-harga barang di Papua Barat. Jangan sampai apa yang jadi tujuan utama Bapak Presiden tidak terlaksana karena dimanfaatkan pihak-pihak, terutama pelaku usaha," ujarnya.
Ayok meminta agar pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten melakukan intervensi pengawasan pasar terkait kenaikan harga kebutuhan pokok.
"Pemerintah daerah harus tegas, jangan ikut di daerah lain. Kita punya banyak peternak di Papua Barat yang dimanfaatkan," katanya.
Program Makan Bergizi Gratis di Manokwari pada Rabu (9/1/2025) menyasar sejumlah sekolah, terutama di Manokwari.
Terdapat sekitar 623 siswa yang tersebar di dua taman kanak-kanak, tiga sekolah dasar (SD(, dan satu sekolah menengah pertama (SMP).
Menu makanan yang disajikan yakni nasi putih, sayur capcai, ayam tepung, telur saus tomat, dan buah (pepaya).
Ini berasal dari Dapur Umum Kodim 1801 Manokwari dan pendistribusiannya dikawal oleh TNI AD dari Kodim.
Wakil Gubernur Papua Barat terpilih, Mohamad Lakotan menyinggung adanya kenaikan harga bahan pokok saat berpidato di hadapan forum rapat pleno di Kantor KPU.
"Saya baru tiba dari Kaimana, baru dengar ada program makan siang gratis bagi anak-anak sekolah, tetapi harga telur sudah naik. Orang di Kaimana sudah mengeluh setengah mati cari telur. Saya bilang program ini belum jalan, tetapi harga akan terus naik. Namun, yang untung siapa? Kalau kita punya peternak ini rajin, mereka yang dapat untung," kata Mohamad Lakotani.