Mandiri Utama (MUF) Andalkan Joint Financing Biayai Ekspansi Kredit 2025
Bisnis.com, JAKARTA— Perusahaan pembiayaan PT Mandiri Utama Finance (MUF) mengandalkan kredit modal kerja dan kerja sama strategis dengan perbankan melalui skema joint financing untuk membiayai ekspansi kredit pada 2025.
Direktur Utama MUF Stanley Setia Atmadja mengatakan kerja sama joint financing terutama dengan Bank Mandiri dan Bank Syariah Indonesia.
“Untuk tahun 2025 kami akan terus mengoptimalkan skema joint financing karena terbukti memberikan fleksibilitas dan efisiensi biaya dalam mendukung kebutuhan pembiayaan,” kata Stanley kepada Bisnis, belum lama ini (19/12/2024).
Selain itu, Stanley mengatakan perusahaan juga tetap menggunakan pendanaan dari pinjaman bank serta mengoptimalkan dana perusahaan. Dengan strategi diversifikasi pendanaan tersebut, pihaknya optimistis target penyaluran pembiayaan tahun depan sebesar Rp25 triliun dapat tercapai dan kestabilan operasional perusahaan tetap terjaga.
Adapun sampai dengan November 2024, realisasi penyaluran pembiayaan MUF telah mencapai 88% dari target tahun 2024. Pada tahun ini, perusahaan menargetkan pembiayaan mencapai Rp22 triliun, sementara total penyaluran pembiayaan baru per November 2024 mencapai Rp19,4 triliun.
Angka tersebut meningkat 5% dibanding tahun lalu. Stanley mengatakan beberapa tantangan yang dihadapi industri pembiayaan pada tahun ini seperti dinamika ekonomi global, tingginya suku bunga, serta lesunya pasar otomotif nasional.
“Meski demikian, peluang masih terbuka lebar, terutama melalui peningkatan permintaan pembiayaan kendaraan dari captive market nasabah Bank Mandiri dan BSI, serta regular market dari dealer, showroom, mitra dan direct yang masing-masingnya akan menjadi pendorong pertumbuhan penyaluran pembiayaan MUF,” kata Stanley.
Untuk tahun depan, pihaknya optimistis industri multifinance akan terus berkembang meskipun ada tantangan berupa potensi perubahan regulasi pajak seperti pajak opsen dan PPN. Menurutnya segmen kendaraan listrik dapat menjadi peluang besar, seiring dengan tren adopsi yang semakin meningkat, didukung oleh kebijakan insentif pajak untuk mobil listrik dan hybrid.
“Tantangan lainnya adalah menjaga kualitas kredit di tengah permintaan yang tinggi, yang akan kami antisipasi dengan memperkuat manajemen risiko,” katanya.
Terkait diversifikasi bisnis, Stanley mengatakan MUF tetap fokus pada segmen otomotif, termasuk pembiayaan mobil baru, mobil bekas, motor baru, dan motor bekas. Hal ini didasarkan pada potensi pertumbuhan yang besar di sektor tersebut.
“Selain itu, kami juga akan terus memperkuat pembiayaan dana tunai, yaitu MUF Dana, sebagai solusi likuiditas untuk masyarakat. Dengan pendekatan ini, kami yakin MUF dapat mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan memenuhi kebutuhan konsumen secara optimal,” ungkapnya.