Mantan Gubernur Awang Faroek Meninggal Dunia: Selamat Jalan Bapak Pembangunan Kaltim...
KOMPAS.com - Mantan Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak, meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan intensif di RSUD Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan, Minggu (22/12/2024).
"Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas berpulangnya Prof Dr H Awang Faroek Ishak (Gubernur Kalimantan Timur Periode 2008-2013 dan 2013-2018)," tulis Pemprov Kaltim dalam akun Instagram @pemprov_kaltim.
Awang Faroek Ishak merupakan Gubernur Kaltim dua periode. Setelah tidak menjabat Gubernur Kaltim, Awang Faroek terjun ke politik sebagai anggota DPR RI melalui Partai Nasdem.
Dikutip dari Tribunnews, almarhum dijuluki Bapak Pembangunan Kaltim. Selama menjabat di Bumi Etam, banyak infrastruktur dibangun, mulai dari jembatan, pelabuhan, sampai KIPI Maloy.
"Kami kehilangan seorang pemimpin visioner, tokoh pembangunan, dan panutan yang telah memberikan dedikasi luar biasa bagi kemajuan Kalimantan Timur. Semangat, pemikiran, dan jasa beliau akan selalu menjadi inspirasi bagi generasi penerus," tulis Pemprov Kaltim di Instagram.
"Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, diterima segala amal ibadahnya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan serta ketabahan, Selamat jalan, Bapak Pembangunan Kaltim. Kalimantan Timur berduka," tutup keterangan resmi Pemprov Kaltim.
Pada September 2021, Awang Faroek lebih dulu ditinggal anak laki-lakinya, Awang Ferdian Hidayat, yang meninggal dunia karena sakit.
Awang Faroek adalah sosok yang berperan dalam pemekaran Kalimantan Utara (Kaltara) menjadi provinsi, setelah melepaskan diri dari Kalimantan Timur.
Semasa aktif di politik, ia lantang mendorong terbentuknya Provinsi Kaltara yang kala itu masih tergabung dalam Kaltim.
Tekad tersebut ia sampaikan dalam Pilgub 2008. Saat itu ia berjanji akan memperjuangkan Kaltara sebagai DOB alias Provinsi ke 34 di Indonesia.
"Alhamdulillah, sejak 2008 berdasarkan janji saya di Lapangan Agatis, bahwa saya akan berjuang sekuat tenaga agar mewujudkan Provinsi Kaltara.
Kita harus bersyukur karena perjuangan ini akhirnya menuai hasil yang baik," tutur Awang Faroek, Selasa (7/5/2013) mengutip kaltimprov.go.id.
Dia mengingatkan, bahwa tujuan dibentuknya provinsi Kaltara adalah untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan memudahkan pelayanan publik di wilayah utara Kaltim.
Menurutnya, seorang gubernur tidak mungkin mampu melakukan pengendalian pelayanan publik, jika jumlah wilayah di daerah sangat luas.
Oleh sebab itu, pemekaran provinsi Kaltara sangat tidak berlebihan untuk membantu fungsi kontrol pemerintahan.Pembentukkan Provinsi Kaltara meliputi Kabupaten Bulungan, Malinau dan Nunukan serta Tana Tidung dan Kota Tarakan berdasarkan Undang-Undang nomor 20 tahun 2012.
Perhatian Awang Faroek terhadap Kaltara juga terus berlanjut saat Provinsi Kalimantan Utara sudah terbentuk.
Ia sempat menyarankan agar Pemprov Kaltara segera mencari lokasi di luar Tanjung Selor, untuk membangun kantor pemerintahan Pemprov Kaltara.
Kala itu, ia menyarankan wilayah pesisir, Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, cocok sebagai pusat perkantoran Pemprov Kaltara.
"Carikan lahan seluas 1.000-2.000 hektare di kawasan Tanah Kuning yang dekat dengan laut. Disitu dibangun pusat pemerintahan seperti Bukit Pelangi di Sangatta atau Putra Jaya di Malaysia, juga bisa dibangun pelabuhan besar di pinggir laut.
Namun yang terpenting, bangun dulu jalan yang bagus dari Tanjung Selor menuju Tanah Kuning. Ini saran saya," ucapnya pada 9 Oktober 2013.
Artikel ini telah tayang di Tribunkalteng.com dengan judul KABAR Duka Awang Faroek Meninggal Dunia, Gubernur Kaltim Periode 2008-2018 Berikut Profilnya