Mantan Sekda Kalteng Ajukan Gugatan Sengketa Pilkada Murung Raya ke MK dan Laporkan KPU ke DKPP
KOMPAS.com - Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kalimantan Tengah (Kalteng) yang juga calon bupati Murung Raya, Nuryakin, mengajukan gugatan sengketa hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Selain mengajukan gugatan ke MK, Nuryakin juga melaporkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Murung Raya ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
Dalam materi gugatannya, Nuryakin melihat ada indikasi kecurangan secara terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) dalam Pilkada Murung Raya.
Calon bupati yang berpasangan dengan Doni itu menjelaskan, pihaknya sudah mengajukan protes kepada KPU agar pleno yang dijadwalkan pada Minggu (1/12/2024) ditunda.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), lanjutnya, juga mempertimbangkan usulan dari Tim Pemenangan Nuryakin-Doni (Nurani) dan mengirimkan surat kepada KPU.
Namun, KPU tidak melaksanakan rekomendasi Bawaslu. Surat Bawaslu tersebut pun menjadi salah satu alat bukti dalam materi gugatan ke DKPP.
“Padahal, Kalteng ada 13 kabupaten 1 kota belum pleno. Murung Raya paling pertama, kami paling jauh di utara, komunikasinya sulit, transportasi sulit lewat sungai darat, udara, tetapi justru yang pertama pleno KPU di Kalteng itu di Murung Raya,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (26/12/2024).
Nuryakin menduga, ada grand design dari orang tertentu yang menginginkan pihaknya tidak bisa melakukan atau mengumpulkan barang bukti dan saksi terhadap kecurangan yang ada.
Dia menyebutkan, hasil koordinasi partai pengusung, yaitu Gerindra, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), baik di tingkat provinsi maupun pusat, menyuarakan keprihatinan terhadap indikasi kecurangan yang terjadi.
Oleh karena itu, pasangan nomor urut 2 itu menggugat ke MK dan DKPP serta menyiapkan tim advokasi dari partai politik.
Nuryakin pun mengakui secara terbuka bahwa dirinya merupakan kader dari Partai Gerindra dan telah memiliki kartu anggota partai besutan Prabowo Subianto yang juga Presiden RI.
Dia memilih Partai Gerindra setelah pensiun sebagai birokrat penuh dengan berbagai pertimbangan.
”Saya melihat Gerindra ini mempersiapkan diri dengan matang untuk menjadi Parpol memimpin masa depan,” ujarnya.