Melihat HMAS Adelaide, Kapal 27 Ribu Ton Milik Angkatan Laut Australia
Kapal HMAS Adelaide menjadi salah satu alutsista yang diterjunkan Australian Defence Force (ADF) dalam latihan gabungan Keris Woomera bersama TNI dalam rangkaian Indo-Pacific Endeavour (IPE) 2024. Kapal tersebut bisa memiliki panjang dua kali lipat dari ukuran lapangan sepakbola.
detikcom berkesempatan untuk menjajal langsung kapal HMAS Adelaide yang berlayar gagah di perairan Situbondo, Jawa Timur, Jumat (15/11/2024), saat rangkaian Indo-Pacific Endeavour. Para awak media diharuskan menaiki kapal boat terlebih dahulu dari pantai menuju HMAS Adelaide yang diparkir di tengah laut.
Tampak kapal tersebut memiliki dominasi warna abu-abu. Di bagian bawah kapal terlihat berjejer kendaraan dan alutsista lainnya milik Australian Defence Force (ADF).
Bergerak ke bagian atas kapal, terlihat berjejer helikopter milik ADF yang diparkir. Diketahui kapal tersebut merupakan landing helikopter dock atau kapal dermaga pendaratan helikopter. Kapal tersebut mampu menampung sebanyak 12 helikopter.
"Ini adalah kapal terbesar milik Angkatan Laut Australia dan juga kekuatan utamanya adalah melakukan operasi amfibi. Juga memiliki kemampuan untuk melakukan bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana," kata Captain Troy Duggan, commanding officer HMAS Adelaide kepada wartawan, Jumat (15/11/2024).
HMAS Adelaide sendiri memiliki panjang 230,82 meter atau dua kali lipat dari panjang lapangan sepakbola yang biasanya berukuran 100-110 meter sesuai standar FIFA. Kapal HMAS Adelaide memilki bobot total hingga 27.500 ton dan mampu melaju di kecepatan 20 knots.
"Kapal ini memiliki dermaga dan dek penerbangan besar dan banyak akomodasi, bahan bakar, air, logistik," ujarnya.
Dalam operasi Keris Woomera sendiri, kapal tersebut mengangkut lebih dari 1.000 personel dan berbagai alutsista. Dengan total 25 chef, kapal ini juga bisa memproduksi 6.000 porsi makanan dalam sehari untuk para prajurit.
Druggan mengatakan dengan teknologi yang ada, HMAS Adelaide bisa menyuling air laut agar aman untuk dikonsumsi dan digunakan untuk keperluan lainnya. Tak tanggung-tanggung, jumlah produksi air dalam sehari mencapai 156 ribu liter.
"Di atas kapal kami memiliki enam reverse osmosis plant (pabrik reverse osmosis) seperti yang kita sebut, dan itulah yang kita gunakan untuk mengubah air laut menjadi air yang dapat diminum, aman, dan dapat diminum untuk kru dan pasukan yang memulai," tuturnya.
Druggan menyadari tak sedikit kesulitan dalam mengelola kapal raksasa tersebut, termasuk psikologis prajurit yang diharuskan berlayar berhari-hari. Namun dia terus berupaya agar prajurit bisa menjalankan tugasnya sebaik mungkin.
"Saya kira faktor manusia, dengan begitu banyak orang di atas kapal, jauh dari teman dan keluarga mereka, mereka adalah manusia, mereka terkadang mengalami stres. Jadi kita harus mengelola itu dan menjaga orang-orang kita sebaik mungkin sehingga mereka dapat melakukan peran yang kita minta dari mereka. Jadi menjaga orang-orang kami adalah salah satu tujuan utama kami, dan kemudian kapal segera setelah itu," pungkasnya.