Membangun Citra Lewat Kinerja KPK di Bawah Kepemimpinan Baru

Membangun Citra Lewat Kinerja KPK di Bawah Kepemimpinan Baru

Belakangan ini KPK terlihat masih mengasah tajinya. Dalam gemuruh pertentangan perubahan istilah ‘operasi tangkap tangan’ (OTT) menjadi ‘kegiatan penangkapan’ hingga peristiwa terakhir tentang kalahnya KPK dalam sidang praperadilan melawan Sahbirin Noor (SHB) selaku Gubernur Kalimantan Selatan saat itu, KPK masih berusaha bangun dari hibernasinya. Terbaru, mereka melakukan operasi tangkap tangan di Pekanbaru. Operasi tersebut berhasil menjaring PJ Wali Kota Pekanbaru Risnandar Mahiwa.

Meski masih melakukan sejumlah operasi, oleh sejumlah pihak, wajah KPK belum dilihat sebagai performa maksimal. Masih ada berbagai hal yang perlu dilakukan agar KPK bisa kembali beringas menggilas para koruptor.

Dalam detikSore edisi 13 November 2024, akademisi hukum Universitas Trisakti Yenti Garnasih menyebutkan lemahnya KPK dimulai tatkala intervensi di luar hukum merangsek ke tubuh salah satu pilar pemberantasan korupsi ini. Ia kemudian menyebutkan kepercayaan masyarakat akhirnya menurun saat pergerakan KPK tidak lagi tajam dalam menangkap para koruptor. Yenti pun membandingkan aksi KPK dalam mengejar Lukas Enembe dengan Sahbirin Noor. Menurutnya, KPK yang saat itu mampu menarik Enembe dengan berbagai cara sangat berbeda dengan ketidakpiawaian KPK dalam mempertahankan status tersangka Sahbirin. Hal inilah yang menurut Yenti memberangus kepercayaan publik.

Kemudian, Yenti menyebut penguatan KPK tidak bisa hanya dilakukan dalam tataran internal. Menurutnya, pemerintahan yang baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo harus mampu menjaga KPK dari intervensi dari luar.

"Harusnya dipastikan ke depan ini, Pak Presiden yang baru, KPK ini harus clear, tidak ada unsur-unsur di luar hukum (yang memengaruhi kinerja)," kata Yenti dalam detikSore, Kamis (13/11).

"Tidak boleh lagi diintervensi untuk melemahkan KPK," lanjutnya.

Terlepas dari hal tersebut, publik pun menyoroti peristiwa penting bagi KPK hari ini. Lima pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2025-2029 resmi disahkan. Dari kelima nama yang ada, Setyo Budiyanto, yang sebelumnya bertugas sebagai Irjen Kementan, didapuk menjadi Ketua KPK. Keputusan ini disahkan dalam rapat paripurna yang digelar di ruang paripurna kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (5/12/2024). Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Ketua DPR Puan Maharani serta dihadiri Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, Adies Kadir, Saan Mustopa, dan Cucun Ahmad Syamsurizal.

Mulanya, Ketua Komisi III DPR, Habiburokhman, menyampaikan hasil uji kelayakan dan kepatutan lima pimpinan KPK. Kemudian, ia memaparkan hasil rekapitulasi suara yang memilih Setyo Budiyanto sebagai Ketua KPK terpilih.

"Berdasarkan hasil rekapitulasi perolehan suara maka calon pimpinan KPK masa jabatan 2024-2029 yang terpilih sebagai berikut. Setyo Budiyanto sebagai ketua, Johanis Tanak sebagai wakil ketua," ujar Habiburokhman.

Melihat latar belakang kelima pimpinan KPK terpilih serta membaca kembali arah dukungan pemerintah terhadap pemberantasan korupsi, apa saja tantangan mereka untuk kembali mengibarkan panji-panji KPK di nusantara? Menghadirkan kembali Akademisi Hukum Universitas Trisakti Yenti Garnasih, ikuti diskusinya dalam Editorial Review bersama Wakil Redaktur Pelaksana detikNews.

Beralih ke topik lain, SSDM Polri saat ini sedang menyeleksi ribuan bintara kompetensi khusus (bakomsus) bidang pangan dalam rangka suksesi misi Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka tentang Swasembada Pangan. Proses seleksi terdiri dari rangkaian pemeriksaan serta ujian.

Di awal seleksi, calon siswa bintara menjalani pemeriksaan administrasi, yang dilanjutkan dengan pemeriksaan Kesehatan. Adapun tahapan-tahapan tes mulai dari fisik hingga akademik.

Untuk diketahui para peserta bersumber dari lulusan SMK, vokasi hingga sarjana. Mereka akan lulus dengan pangkat bripda. Tercatat jumlah pendaftar bakomsus bidang pangan mencapai 8.647 orang, sementara yang akan dipilih untuk mengikuti pendidikan hanya 600 orang.

Mengambil tema Kupas Tuntas Seleksi Bintara Pertanian hingga Ahli Gizi Polri, detikSore akan menghadirkan Kompol Adi Dharma Pramudita - Kasubbag Penerimaan Bagdiapers Rodalpers SSDM Polri. Ikuti kisah mencari sosok-sosok yang akan menjadi garda pangan dan gizi di tubuh Polri.

Sementara itu jelang matahari terbenam nanti, detikSore akan kedatangan tamu menarik. Karakter film horror ikonik Indonesia seperti Suzanna membuat siapa saja yang menontonnya bergidik ngeri. Meskipun Suzanna yang asli telah meninggal dunia, lewat tangan dingin Yonna Kairupan, SFX Makeup Artist, sosok Suzanna yang diperankan Luna Maya berhasil dihidupkan Kembali. Hal ini lah yang membuat SFX Makeup Artist memegang peranan penting dalam sebuah film horror. Lantas bagaimana proses kreatif Yonna menyulap wajah biasa menjadi sosok yang mengerikan? Apa saja Teknik makeup yang digunakan? Temukan jawabannya dalam Sunsetalk.

Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.

"Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!"

Sumber