Membatasi Judi Online dengan Pengawasan Domain
Maraknya judi online yang menyusup ke kehidupan masyarakat seperti banjir di musim hujan—cepat dan sulit ditahan. Dengan bermodal ponsel pintar dan internet, dunia perjudian menjadi sedekat sentuhan layar. Mirisnya, kerugian yang dihasilkan tidak hanya menggerus dompet individu, tetapi juga merusak harmoni sosial dan ekonomi.
Ketika pemerintah giat memblokir situs-situs judi, seolah tak ada habisnya, mereka bermunculan kembali dengan nama domain baru, seperti teka-teki tanpa ujung. Lalu, apa sebenarnya yang salah? Di sinilah refleksi dimulai. Akar permasalahan tidak hanya terletak pada keberadaan situs itu sendiri, tetapi juga pada mekanisme yang memungkinkan mereka terus hidup, di mana proses perizinan domain yang longgar dan kurangnya kontrol terhadap iklan media sosial.
Menarik untuk direnungkan, pemerintah sudah berinisiatif memberikan pengingat kepada masyarakat lewat SMS agar tidak tergoda judi online. Namun, efektivitas langkah ini patut dipertanyakan. Apakah pesan singkat itu cukup menggugah kesadaran? Atau justru berlalu seperti angin, tanpa meninggalkan jejak? Pertanyaan-pertanyaan ini penting, karena solusi tidak cukup berhenti di pencegahan pasif.
Semudah Mengganti Pakaian
Bayangkan sebuah pintu rumah tanpa kunci. Itulah analogi proses pembuatan domain saat ini. Setiap kali satu situs judi diblokir, pintu baru muncul dengan nama domain berbeda—semudah mengganti pakaian. Fenomena ini terjadi karena lemahnya regulasi dalam proses pendaftaran domain, yang seharusnya menjadi filter awal.
Solusi yang bisa kita pikirkan adalah membuat perizinan domain menjadi lebih ketat dan transparan. Misalnya, pendaftaran domain harus melalui verifikasi identitas ketat, seperti proses KYC (Know Your Customer) di dunia keuangan. Langkah ini tidak hanya membuat pelaku judi online berpikir dua kali sebelum membuat domain baru, tetapi juga memberi pemerintah alat untuk melacak pelanggaran lebih cepat.
Tak berhenti di situ, mungkin kita perlu mempertimbangkan mekanisme sertifikasi tambahan. Bayangkan jika setiap domain harus mendapatkan "cap legalitas" dari lembaga yang ditunjuk pemerintah sebelum aktif digunakan. Dengan cara ini, pembuatan domain tidak hanya menjadi transaksi teknis, tetapi juga tanggung jawab hukum yang terpantau.
Lebih Tegas
Pada era algoritma yang dirancang untuk mencari keuntungan maksimal, iklan judi online mendapatkan panggung istimewa di platform seperti Meta, X, atau TikTok. Iklan dengan janji "kaya instan" sering menjadi jebakan bagi generasi muda yang masih mencari arah.
Namun, di sinilah paradoksnya apakah keuntungan ekonomi dari iklan-iklan semacam ini lebih penting dibandingkan dampak sosialnya? Media sosial, sebagai penanggung jawab platform, harus ditantang untuk mengambil sikap lebih tegas. Bukan hanya mengandalkan AI untuk memfilter iklan, tetapi juga melibatkan pemeriksaan manual untuk memastikan iklan-iklan tersebut tidak melanggar hukum.
Jika platform tetap abai, pemerintah tidak bisa tinggal diam. Langkah seperti suspend atau pembatasan akses harus dipertimbangkan, sebagaimana yang telah dilakukan di negara lain. Kebijakan ini mungkin tampak ekstrem, tetapi pada akhirnya, apa yang lebih penting menyelamatkan generasi dari jebakan perjudian atau membiarkan algoritma memutuskan nasib mereka?
Langkah-Langkah Strategis yang Bisa Diambil
Reformasi Perizinan Domain - Verifikasi identitas wajib bagi semua pendaftar domain - Melibatkan pihak ketiga sebagai pengawas independen dalam proses registrasi - Membentuk sistem pelaporan aktivitas mencurigakan di tingkat penyedia domain
Penguatan Regulasi Media Sosial - Membuat kebijakan yang memaksa platform untuk meningkatkan kualitas filter iklan - Menyediakan sanksi finansial bagi platform yang membiarkan iklan ilegal beredar - Transparansi penuh dalam laporan pencegahan konten ilegal
Lebih Proaktif
Perang melawan judi online tidak bisa hanya berakhir di meja regulator atau layar komputer. Ini adalah isu yang menyentuh berbagai aspek kehidupan, mulai dari hukum hingga budaya masyarakat. Pendekatan yang lebih proaktif dalam memperkuat regulasi pendaftaran dan akses terhadap domain serta menuntut tanggung jawab platform media sosial adalah langkah awal yang menjanjikan.
Pada akhirnya, upaya ini bukan hanya tentang memblokir situs atau iklan. Ini adalah cerita tentang melindungi masa depan. Kita berbicara tentang menjaga generasi muda dari jerat adiksi, memberdayakan masyarakat untuk memahami risiko, dan menciptakan ekosistem digital yang lebih sehat. Mari mulai langkah kecil ini bersama, karena setiap upaya, sekecil apa pun, akan memberikan jejak besar di masa depan.Muhamad Haikal Mujamil mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Lihat juga video Momen Polisi Sita Hotel Aruss Semarang Milik Mafia Judi Online
[Gambas Video 20detik]