Menag: Toleransi Sudah Selesai, Kita Terjemahkan ke Penyelamatan Lingkungan
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengingatkan semua pihak akan pentingnya kelestarian lingkungan hidup. Ia menyebut persoalan toleransi di Indonesia sudah selesai sehingga perhatian masyarakat dapat dialihkan ke aksi nyata, yaitu penyelamatan lingkungan.
"Persoalan toleransi buat kita sudah selesai, nah toleransi ini nanti kita akan terjemahkan di dalam bentuk penyelamatan lingkungan secara bersama-sama. Makin awet lingkungan ini makin panjang umur. Bumi ini makin sejahtera umat manusia," kata Nasaruddin ke Auditorium HM Rasjidi, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Kamis (19/12/2024).
Ia menyebutkan, jika lingkungan rusak, masyarakat juga yang akan menerima dampak negatifnya. Ia berharap momen Natal tahun ini dapat dimaknai untuk menjaga keseimbangan antara alam dan manusia.
"Tapi sebaliknya kalau lingkungan alam semesta ini rusak maka kita pun juga akan terkontaminasi negatifnya ya. Nah inilah artinya seminar. Semoga kita mengambil manfaat di balik seminar ini dan juga Natal tahun ini," ucap Nasaruddin.
Dalam sambutannya di Seminar Natal Nasional, Nasaruddin juga menyinggung soal pentingnya hubungan teologi dengan pelestarian lingkungan. Ia meminta setiap agama memerhatikan hal tersebut.
Nasaruddin juga berbicara terkait peran Kemenag. Ia menyebut, apabila umat semakin damai dan meyakini ajarannya, peran Kemenag dalam hal ini dianggap berhasil.
"Semakin berjarak antara umat dengan ajaran agamanya. Itu artinya semakin gagal kita sebagai pemuka agama atau kementerian negara, tapi sebaliknya semakin lengket semakin berdamai antara umat dengan ajaran agama yang dianutnya maka itu artinya keberhasilan bersama kita," ungkapnya.
Ia mengingatkan toleransi jangan sekadar kiasan bibir. Nasaruddin menyebut penerimaan terhadap perbedaan harus dilakukan dengan ikhlas dan dari hari terdalam.
"Jadi Bapak-Ibu sekalian, toleransi jangan hanya jadi kiasan bibir, toleransi yang sejati adalah kesediaan kita menerima orang yang berbeda dengan kita dengan tulus," ujar Nasaruddin.
"Tapi kalau masih ada sedikit kegundahan, itu bukan toleransi ya, toleransi yang sejati adalah kesediaan kita memberikan tempat dalam hati kita yang sangat dalam orang-orang yang berbeda dengan kita. karena apa yang kita lakukan selama ini, ini pemandangan yang sangat indah," sambungnya.