Mencicip Kuliner Thiwul Pak Tela di Udara Sejuk Candi Gedongsongo

Mencicip Kuliner Thiwul Pak Tela di Udara Sejuk Candi Gedongsongo

UNGARAN, KOMPAS.com - Kawasan Candi Gedongsongo di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, dikenal dengan udaranya yang sejuk, sering kali disambut kabut dan gerimis saat pengunjung datang.

Untuk menghangatkan badan, wisatawan dapat mencoba menikmati thiwul khas Pak Tela, satu-satunya penjual thiwul di area tersebut.

Thiwul buatan Budi Nugroho, akrab disapa Pak Tela (dibaca thelo), menawarkan pengalaman unik dengan menyajikan thiwul yang baru dimasak di tengah panorama candi.

Lokasi penjualannya terletak di ujung parkiran, tepat di sebelah kanan setelah loket pembelian tiket.

Pak Thelo telah berjualan thiwul sejak awal tahun 2000-an.

"Selain thiwul yang otentik dengan rasa gula jawa, ada rasa-rasa atau topping lain untuk menyesuaikan perkembangan zaman. Thiwul dengan rasa kekinian juga banyak penggemarnya," ujarnya ditemui Jumat (13/12/2024).

KOMPAS.com/Dian Ade Permana Proses memasak thiwul Gedongsongo menjadikan rasa yang khas dan kenul-kenul

Menurut Pak Thelo, kunci pembuatan thiwul terletak pada bahan baku berkualitas.

"Singkong kita datangkan dari Wonogiri, sementara gula merah berasal dari Banyubiru dan Sumowono, Kabupaten Semarang," ungkapnya.

Proses pembuatan thiwul memerlukan waktu yang cukup lama, terutama saat menjemur singkong yang harus benar-benar kering.

"Proses ini membutuhkan waktu antara 3 sampai 5 hari," kata Pak Thelo.

Setelah singkong dicuci bersih, dikupas, dan dipotong dadu, singkong dijemur hingga kering.

Kemudian, singkong yang kering digiling atau ditumbuk menjadi tepung.

"Dari bentuk tepung tersebut diadoni dan dikukus selama kurang lebih 10 menit," jelasnya.

Kukusan yang matang kemudian diberi aneka rasa sesuai selera, dengan topping yang tersedia seperti gula jawa, keju, coklat, atau nangka.

"Thiwul ini adalah makanan tradisional yang dikombinasikan dengan rasa modern, sehingga tetap eksis," tambah Pak Thelo.

Dia juga menekankan pentingnya higienitas dan kebersihan dalam proses produksi.

"Kami memproduksi Thiwul Gedongsongo dengan memperhatikan kebersihan dan bahan berkualitas, sehingga thiwul ini kenul-krenul dan ngangeni," ujarnya.

Thiwul Pak Thelo sangat cocok dinikmati bersama kopi khas Gedongsongo.

Selain itu, thiwul ini dapat dijadikan oleh-oleh yang tahan hingga dua hari.

"Harganya Rp 15.000 saja," ungkapnya.

Salah satu pelanggan, Hendro Teguh dari Ambarawa mengaku sering memesan thiwul Pak Thelo untuk suguhan ketika ada kerabat yang datang.

"Rasanya enak dan khas, pilihan rasa banyak, dan harganya murah," kata Hendro.

Sumber