Mendagri: Inflasi Naik Sedikit, Daya Beli Masyarakat Masih Terjangkau
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengatakan terjadi sedikit kenaikan inflasi. Namun daya beli masyarakat masih terjangkau.
Awalnya, Tito menggambarkan inflasi tahun lalu 1,55 persen sementara tahun ini 1,57 persen.
"Terjadi kenaikan sedikit, year on year dari 1,55 persen di tahun lalu, tahun ini 1,57 persen," kata Tito Karnavian setelah melakukan peninjauan di Pasar Induk Tanah Tinggi, Tangerang, Jumat (3/1/2025).
Tito mengatakan efek kenaikan inflasi terhadap harga barang dan jasa yang ideal berada di angka 1,5-3,5 persen. Dia mengatakan Indonesia berada di angka 1,7 persen.
"Itu yang paling ideal. 1,5 itu artinya menyenangkan konsumen, harganya murah, terjangkau, dan barangnya ada dan juga menyenangkan produsen karena biayanya, harganya bisa untuk menutupi harga operasional dan masih ada untung. Tapi kalau di bawah 1,5 persen masyarakat, konsumen senang, harga murah, barang ada, tapi petani, nelayan, pabrik, mereka akan sulit karena harganya terlalu murah. Nggak bisa nutupin cost operasional," kata Tito.
"Kalau di atas 3,5 persen petani, nelayan, pabrik senang, tapi masyarakat sulit. Nah kita di angka 1,7 itu adalah salah satu angka yang terbaik," tambahnya.
Dia mengatakan pihaknya melihat daya beli masyarakat berdasarkan data inflasi core atau inflasi inti di luar makanan dan minuman. Makanan dan minuman itu yang wajib dibeli oleh masyarakat.
"Tapi kalau yang bukan makanan minuman itu seperti tadi, saya sampaikan perawatan pribadi, itu beli emas, ke salon, kemudian pakaian, alas kaki, kemudian makanan minuman restoran, itu adalah itu menggambarkan daya beli. Faktanya terjadi inflasi kenaikan meskipun tidak terlalu tinggi. Artinya, menurut saya, daya beli masyarakat masih cukup terjangkau," ujarnya.
Simak juga video BPS Catat Inflasi di Desember 2024 Capai 0,44%
[Gambas Video 20detik]