Menengok Permukiman Padat Penduduk di Tanah Tinggi yang Disinggung Pramono Anung...
JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung menyinggung kehidupan warga Kelurahan Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, bernama Suni yang tinggal bersama 12 anggota keluarga dalam satu rumah.
Potret kepadatan penduduk di Tanah Tinggi itu disampaikan Pramono dalam debat kedua Pilkada 2024 Jakarta, Minggu (27/10/2024) malam.
Penelusuran Kompas.com ke Tanah Tinggi, nuansa padat penduduk nan kumuh terlihat di Jalan Tanah Tinggi, tak jauh dari Kantor Kelurahan Tanah Tinggi. Banyak pedagang makanan hingga barang bekas yang menyemuti tepi jalan.
Sekitar 300 meter dari lokasi tersebut, tepatnya di belakang pos RW 12 Kelurahan Tanah Tinggi, terdapat permukiman padat penduduk.
Di lokasi ini, berderet rumah permanen yang berdiri berimpitan tak beraturan. Warga yang memasuki kawasan ini pun tak bisa melenggang bebas begitu saja.
Sebab, saking padatnya hunian di sini, akses jalan warga sangatlah sempit. Diameter lebar jalan kurang dari satu meter, sehingga jalan ini hanya bisa dilalui oleh satu orang saja.
Bagian atas jalan tersebut tertutup atap rumah warga. Hal ini menyebabkan sirkulasi udara di sekitar akses jalan sangat terbatas, sehingga terasa begitu pengap.
"Secara kasat mata memang tidak layak huni. Dari segi fisik bangunan rumah, juga akses jalan sempit, enggak ada ventilasi udara," kata Ketua RW 12 Kelurahan Tanah Tinggi, Imron Buchori ketika ditemui Kompas.com di lokasi, Senin (28/10/2024).
Adapun RW 12 merupakan satu di antara wilayah Kelurahan Tanah Tinggi yang masuk kategori permukiman padat penduduk.
Kepadatan penduduk di RW 12 tersebar di enam RT dari total 11 RT di wilayah tersebut. Sebaran tersebut mencakup, RT 5, RT 6, RT 7, RT, 8, RT 9, dan RT 10.
Secara keseluruhan, wilayah RW 12 mempunyai luas sekitar 3,5 hektar dengan jumlah penduduk mencapai 1600 KK dan 2200 jiwa.
Imron mengatakan, jika dilihat dari jalan utama, wilayahnya terlihat tertata rapi dan tidak ada persoalan kepadatan penduduk.
Namun, hal itu terlihat kontras ketika memasuki wilayah RW 12. Banyak hunian tidak layak berjejalan.
"Bahkan sampai detik ini juga, sampai tidak ada ruang yang mencukupi untuk tinggal," ucap dia.
Imron mengungkapkan, kepadatan penduduk di wilayahnya terlihat dari jumlah penghuni dalam satu rumah. Terdapat satu rumah berukuran 2 x 3 meter yang dihuni oleh 14 jiwa.
"Ini salah satu bentuk contoh, rumah ukuran 2 x 3 meter dihuni sampai 14 jiwa. Dari nenek sampai cucu," katanya.
Dengan kondisi tersebut, banyak warga yang memanfaatkan halaman Balai Sekretariat RW 12 sebagai tempat beristirahat.
Hal ini karena rumah mereka tak cukup menampung anggota keluarga untuk istirahat, sehingga mau tak mau mereka beristirahat di fasilitas sosial maupun fasilitas umum.
"Banyak yang tidur di sini (balai RW). Mau pagi, mau siang, kadang-kadang mereka beragam. Kalau kerja malam, tidurnya pagi. Kalau kerja pagi, tidurnya sore di sini," imbuh dia.