Mengapa Gunung Ile Lewotolok Sering Bergemuruh dan Berdentum?

LEMBATA, KOMPAS.com – Aktivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), didominasi gempa letusan dan embusan dalam tiga pekan terakhir.
Berdasarkan laporan pos pengamat gunung itu, jumlah kedua jenis gempa ini mencapai ratusan kali dalam sehari. Letusan ini disertai gemuruh atau dentuman lemah, sedang, hingga kuat.
Petugas Pos PGA Ile Lewotolok, Jefri Pugel menjelaskan, suara gemuruh itu muncul karena adanya retakan batuan di tubuh gunung. Retakan batuan tersebut disebabkan meningkatnya tekanan gas dari dalam.
“Meningkatnya tekanan gas ini menyebabkan retakan batuan sehingga terjadi gemuruh atau dentuman,” ujar Jefri dalam keterangannya, Jumat (11/4/2025).
Dia menambahkan, saat ini rekomendasi zona bahaya masih dalam radius 2 kilometer pada sektoral selatan, tenggara dan 2,5 kilometer pada sektoral barat dari pusat aktivitas.
Ia mengimbau masyarakat tetap tenang, gunakan masker apabila terjadi erupsi disertai lontaran abu vulkanik.
Jefri mencatat, pada Kamis (10/4/2025) pukul 00.00 Wita-24.00 Wita, gunung itu meletus 118 kali letusan dengan tinggi kolom abu 100-600 meter dan warna asap putih dan kelabu.
“Letusan disertai gemuruh lemah hingga sedang, dengan amplitudo 13.5-35.2 mm, durasi 26-89 detik,” jelasnya.
Pada hari yang sama, terekam 120 kali gempa embusan dengan amplitudo 1-16.4 mm, durasi 18-136 detik.