Mengenal Batik Markonah Salatiga, Dipakai Luthfi-Yasin pada Debat Pilkada Jateng
SALATIGA, KOMPAS.com - Dalam debat Pilkada Jateng putaran kedua yang digelar Minggu (10/11/2024), paslon nomor urut 2, Ahmad Luthfi dan Taj Yasin mengenakan pakaian sarimbit dengan corak batik menyerupai bunga.
Pakaian yang dikenakan Luthfi-Yasin ternyata bernama batik Markonah dari Salatiga.
Dari tangan Aqnie Anne (43), motif batik tersebut tercipta.
Ditemui Kompas.com di workshop-nya yang ada di Kota Salatiga, Aqnie bercerita, pakaian yang dipakai Luthfi-Yasin dibuat dalam waktu kurang dari lima hari.
"Ada staf yang menghubungi, minta dibuatkan batik untuk debat tersebut, tapi waktunya hanya sekitar empat sampai lima hari pembuatan," ujar Aqnie kepada Kompas.com.
Dia menyetujui permintaan tersebut, dan membuat batik bernuansa biru yang konsepnya keseimbangan.
"Saya menyanggupi karena untuk model juga tidak permintaan, yang penting warna dasar biru dan ada batiknya. Karena itu saya masukkan identitas Jawa Tengah, Tugu Muda, dan Warak Ngendog," ungkap Aqnie.
Berawal dari hobi menggambar pada 2017, Aqnie berhasil menciptakan batik Markonah dan mengembangkannya.
Berbagai macam jenis pakaian dengan beragam corak berwarna cerah tersusun rapi di tempat usahanya.
Nama Markonah diambil karena nama tersebut sangat identik dengan Jawa.
"Jadi kalau orang menyebut Markonah, kan sudah pasti ingat dengan Jawa. Nah, harapannya Markonah bisa kolaborasi dengan ilustrator, animator, dan seniman yang lain, termasuk investor agar ada karya yang berkelanjutan," kata dia.
Usaha yang digelutinya kini terus berkembang dan menjadi koleksi berbagai lapisan masyarakat.
"Memang awalnya suka menggambar, lalu hasil karyanya diaplikasikan ke kain dan menjadi pakaian, kaus, pouch, dan motif-motif di aksesori," ungkapnya, Senin (11/11/2024).
Aqnie menjelaskan bahwa pada awalnya, konsep batik Markonah masih berupa batik biasa.
"Tapi saat itu, di 2017, istilahnya ya asal batik. Baru pada 2019, kita memiliki konsep Markonah yang colorful, fun, dan bergaya anak muda," kata Aqnie.
KOMPAS.com/Dian Ade Permana Aqnie Anne menunjukkan karya Batik Markonah Salatiga, Senin (11/11/2024)
Lebih lanjut, Aqnie menambahkan bahwa Markonah ingin membawa cerita budaya Indonesia melalui motif yang digambar secara digital dan diterjemahkan melalui batik.
"Ini juga bagian dari cara agar anak muda menyenangi dan bangga memakai batik," ujarnya.
Model pakaian pun disesuaikan dengan perkembangan tren yang digemari, antara lain pakaian kantor, crop top, blouse, dan jas.
"Karena memang awalnya kita PO (pre-order), jadi mengerjakan sesuai pesanan. Tapi kalau sekarang, sudah ready stock di berbagai outlet yang ada di mal," kata Aqnie.
Sejak tahun 2022, produk batik Markonah mulai masuk ke mal di beberapa kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Pekalongan, Tegal, dan Semarang.
"Kami juga memaksimalkan penjualan melalui online, tidak hanya di Instagram tapi juga masuk ke marketplace. Untuk promosi, Markonah juga rajin mengikuti berbagai pameran," paparnya.
Dalam proses produksi, Aqnie mempercayakan kepada perajin batik dari Salatiga dan Semarang.
"Dari kain jumputan dan batik cap, dibuat sesuai desain yang digemari lalu dikirim ke outlet," ungkapnya.
Aqnie juga menjelaskan bahwa untuk kain perca atau sisa produksi, mereka diserahkan kepada ibu-ibu di kampung sekitar untuk dijadikan kerajinan seperti tas.
"Barang produksi ibu-ibu kami bawa ke pameran, dan kalau laku hasilnya diserahkan ke pembuatnya. Ini kan bagian dari women support women," kata Aqnie.