Mengenal Reformasi Hijau, Unit Usaha Pengolah Limbah Makan Bergizi Gratis di Magelang

Mengenal Reformasi Hijau, Unit Usaha Pengolah Limbah Makan Bergizi Gratis di Magelang

MAGELANG, KOMPAS.com - Limbah dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Magelang, Jawa Tengah, dikelola oleh sebuah unit usaha bernama Reformasi Hijau.

Unit usaha yang dikelola dua orang itu mampu mendapatkan limbah MBG hingga 1,5 kuintal per hari.

Program MBG di Magelang telah berjalan sejak 6 Januari 2025 di 16 sekolah dengan total sasaran 2.629 siswa.

Sebelumnya, uji coba MBG juga dilakukan dengan sasaran 328 orang dengan kategori ibu hamil, ibu menyusui, dan anak di bawah lima tahun.

Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Magelang, M Rauuf Oktavian Nur mengatakan, limbah MBG, baik organik maupun anorganik, diambil langsung oleh Reformasi Hijau untuk dikelola.

Untuk limbah atau sampah organik, misalnya, meliputi sisa-sisa makanan yang dikonsumsi siswa, sayur-sayuran yang tidak terpakai saat proses memasak, serta buah-buahan yang busuk.

Adapun sampah anorganik berupa masker, penutup rambut, dan botol-botol susu.

“Kami kasih gratis (limbah MBG). Kami support UMKM,” ujar Rauuf saat dihubungi Kompas.com, Jumat (17/1/2025).

Reformasi Hijau merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan sampah organik menggunakan larva lalat Black Soldier Fly (BSF) atau maggot.

Unit usaha ini didirikan Septian Yoga Prabowo dan Agus Candra sejak 2022.

Septian Yoga Prabowo menuturkan, limbah organik MBG dari SPPG Kota Magelang yang bisa dikumpulkan kisaran 1-1,5 kuintal per hari.

Sampah ini masih dikelompokkan menjadi jenis food loss dan food waste.

Food loss, misalnya, meliputi kepala ikan, bonggol brokoli, dan sampah makanan lain yang tidak sampai ke tahap konsumsi. Food waste mencakup makanan yang siap atau sudah konsumsi namun dibuang.

“(Komposisi sampah paling dominan) rata-rata food loss,” ujar Tian, sapaannya, saat ditemui Kompas.com di kandang maggot milik Reformasi Hijau di Desa Banyuurip, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Minggu (19/1/2025).

Sampah food loss minimal berbobot hingga 80 kilogram per hari.

Adapun sampah food waste pernah mencapai 80 kg per hari, kadang dalam sehari sampah ini juga tidak ada.

“Maggot lebih mudah menyedot food waste. Sedangkan pada food loss, kami perlu proses lagi dengan digiling agar memudahkan maggot mengonsumsi sampah ini,” ungkap Tian.

KOMPAS.com/Egadia Birru Botol-botol bekas susu dari program Makan Bergizi Gratis yang didapat Reformasi Hijau, Minggu (19/1/2025).

Dia menambahkan, sampah anorganik dari SPPG Kota Magelang langsung dibuang ke Tempat Pengolahan Akhir Banyuurip.

Dalam sehari, sampah ini mencapai 10-20 kg.

Selain dari SPPG, Reformasi Hijau lebih dulu mengelola sampah-sampah organik yang dihimpun dari restoran dan hotel di Kota dan Kabupaten Magelang.

Dalam seminggu, perusahaan ini mampu mengolah hingga 1,5 ton sampah organik.

Pengolahan sampah organik menempati lahan seluas 3.600 meter persegi yang disewa sejak September 2024.

Lahan ini untuk budidaya maggot dalam satu siklus, mulai tahap penetasan telur hingga maggot berkembang menjadi lalat dewasa dan bertelur kembali.

Agus Candra menyampaikan, pembeli produk maggot berasal dari kalangan peternak ayam, ikan, maggot, serta petani yang biasanya membeli kasgot.

Untuk telur maggot, umpamanya, dihargai Rp 2.500 per gram.

“Pembeli kebanyakan sekitar Kecamatan Tegalrejo. Ada juga yang dari Bantul, Lampung, dan Bali,” katanya dalam kesempatan yang sama, Minggu.

Sumber