Mengurai Konflik Harimau Sumatera dan Manusia

Mengurai Konflik Harimau Sumatera dan Manusia

 

BENGKULU, KOMPAS.com - Konflik antara harimau sumatera dan manusia menjadi isu berulang tanpa penyelesaian tuntas.

Ketua Forum Harimau Kita (FHK), Iding A. Haidir, menjelaskan bahwa konflik ini adalah akibat interaksi rumit, di mana ekspansi manusia ke habitat hutan sering menjadi pemicunya.

"Yang terjadi sekarang adalah seolah-olah harimau yang masuk ke pemukiman. Namun kenyataannya, manusia yang merangsek ke habitat harimau," ungkap Iding kepada Kompas.com.

Konflik terjadi karena desakan pemukiman dan lahan pertanian yang terus meluas. Habitat harimau menyempit, memaksa hewan ini mendekati kawasan manusia.

Data Forum Harimau Kita mencatat 1.061 insiden konflik manusia-harimau di Sumatra antara 2001-2016, menyebabkan 130 harimau terbunuh atau direlokasi, dan 184 manusia menjadi korban, termasuk luka dan kehilangan nyawa.

Selain itu, rata-rata 25 hewan ternak setiap tahun menjadi target serangan harimau akibat kurangnya perlindungan kandang.

Iding menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat, kolaborasi lintas sektor, dan penegakan hukum untuk mengatasi konflik.

"Mengelola konflik ini membutuhkan keterlibatan semua pihak. Pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha harus bekerja bersama," tambah Iding.

Iding juga menekankan bahwa pemerintah perlu memastikan pedoman mitigasi diterapkan secara efektif di tingkat desa.

"Panduan mitigasi sudah ada, kini saatnya diterapkan untuk mencegah konflik yang lebih besar," ujar Iding.

Sumber