Menilik Peluang Sandiaga Uno Jadi Calon Ketum PPP: Ditutup Mardiono, Dibuka Arwani

Menilik Peluang Sandiaga Uno Jadi Calon Ketum PPP: Ditutup Mardiono, Dibuka Arwani

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sandiaga Uno disebut bakal maju sebagai calon ketua umum PPP dalam forum Muktamar X yang berlangsung tahun depan.

Wacana itu pertama kali dihembuskan oleh Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy atau Rommy.

Saat dikonfirmasi, Sandiaga pun tak menampik munculnya kabar tersebut. Ia mengaku bakal menunggu hasil Mukernas II yang berlangsung di Mercure Hotel, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (14/12/2024).

“Kita tunggu hasilnya dan tentunya kita hormati keputusan para pemangku kepentingan di PPP,” ucap Sandiaga di Jakarta International Expo, Sabtu.

Sinyal bahwa mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu bakal mencoba memperebutkan kursi ketua umum PPP semakin kuat setelah pertemuannya dengan Presiden ke 7 RI Joko Widodo di Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/12/2024).

Ia mengaku meminta nasihat dan pandangan Jokowi soal PPP.

Sandiaga menceritakan, Jokowi berpesan agar PPP memberikan kontribusi positif untuk masyarakat, khususnya dalam pembangunan ekonomi rakyat.

“Kemarin saya bicara sama Bapak Jokowi dan meminta nasihat, meminta pandangan beliau," sebut dia.

Sementara itu, salah satu hasil Mukernas II PPP adalah kesepakatan untuk menyerahkan jadwal Muktamar X pada DPP PPP.

Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono mengungkapkan, rencananya forum untuk memilih ketua umum baru itu bakal berlangsung pada akhir April atau awal Mei 2025.

Selain itu, ia menuturkan, ada aspirasi dari sejumlah kader di tingkat wilayah agar tetap mempertahankan AD/ART yang berlaku saat ini.

“Memang betul adanya AD/ART itu bisa diubah. Tetapi, perubahan AD/ART itu adalah diperuntukkan untuk muktamar yang akan datang” ucap Mardiono di Mercure Hotel, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu malam.

“Jadi, dalam pelaksanaan muktamar besok, ya tentu mengacu kepada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang existing sekarang,” sambung dia.

Peluang Sandiaga tertutup

Jika mengacu pada pernyataan Mardiono, maka peluang Sandiaga untuk bisa mencalonkan diri sebagai ketua umum PPP tertutup.

Pasalnya, Mardiono menjelaskan, mengacu pada AD/ART yang berlaku saat ini, seorang kader yang ingin maju sebagai calon ketua umum harus sudah pernah menduduki jabatan satu tingkat di bawah ketua umum.

Ia menyebutkan, jabatan-jabatan itu adalah wakil ketua umum, pengurus DPP PPP, dan ketua DPW PPP.

“Kenapa demikian? Karena memang PPP ini adalah berbasis partai kader. Para pendahulu, para pendiri itu memang sudah melakukan pemikiran-pemikiran yang komprehensif. Mana mungkin ya, orang lain tiba-tiba datang kemudian akan memimpin sebuah organisasi besar, organisasi tingkat nasional, apalagi PPP ini kan partai yang didirikan yang sudah cukup tua,” paparnya.

Secara gamblang, Mardiono pun menuturkan tak mungkin PPP bisa dipimpin oleh kader baru.

“Saya belum pernah ada lihat partai-partai politik lama, atau yang eksis saat ini kemudian tiba-tiba dipimpin orang lain. Misalnya yang saya sebut orang lain namanya kader baru, kemudian tiba-tiba memimpin,” tuturnya.

Sementara itu, Sandiaga baru menjadi kader PPP pada 14 Juni 2023 dan hanya pernah menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PPP yang merupakan badan sementara ketika pemilu berlangsung.

Setelah pemilu berakhir dengan hasil yang tak memuaskan karena PPP gagal melenggang ke Senayan, badan yang dipimpin Sandiaga itu pun dibubarkan pada 21 Maret 2024.

Sekjen PPP buka peluang Sandiaga

Ditemui terpisah, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPP Arwani Thomafi menyampaikan perbedaan yang berbeda dengan Mardiono soal AD/ART yang mengatur syarat calon ketua umum PPP.

Ia menyampaikan, bahwa AD/ART bisa saja diubah oleh para peserta Muktamar X untuk menentukan siapa saja kandidat calon ketua umum.

Artinya, AD/ART yang berlaku saat ini sangat mungkin diubah di Muktamar X untuk dipakai kemudian sebagai dasar hukum pemilihan ketua umum PPP di forum yang sama.

“Tidak ada ketentuan yang harga mati, bisa diubah tergantung dari bagaimana peserta nanti, muktamirin,” ujar Arwani.

Ia juga menyatakan tak bisa menahan aspirasi para kader jika akhirnya ada dorongan untuk memilih sejumlah nama yang beredar untuk menjadi calon ketua umum.

Sampai saat ini, ada empat nama yang disebut Rommy berpeluang menjadi pucuk pimpinan PPP, yaitu Sandiaga, Taj Yasin, Dudung Abdurachman, dan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.

Dari empat nama itu, hanya Sandiaga dan Taj Yasin yang merupakan kader PPP.

“Nah terhadap tokoh-tokoh di luar itu sekali lagi tentu kembali pada teman-teman, muktamirin, saya enggak bisa membatasi, tetapi masing-masing punya pendapat misalnya ini harus kader yang sudah sekian tahun dan sebagainya, ini harus dan sebagainya,” imbuh dia.

Maka, jika berpedoman pada pernyataan Arwani, maka pintu masih terbuka untuk Sandiaga mengikuti kontestasi kursi ketua umum PPP.

Sumber