Menilik Perjalanan Akademik Kampus Kristen Tertua Jateng di Museum UKSW
SALATIGA, KOMPAS.com - Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga kini memiliki Museum UKSW yang terletak di lantai dua Perpustakaan Notohamidjojo.
Peresmian museum tersebut dilakukan oleh Rektor UKSW, Prof. Intiyas Utami, yang ditandai dengan pemotongan pita oleh Ketua Umum Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABP PTSI), Prof. Dr. Thomas Suyatno.
Perancang Museum UKSW yang juga dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi (FTI), Anthony Y.M. Tumimomor menjelaskan, UKSW merupakan kampus swasta Kristen tertua di Jawa Tengah dengan banyak kisah sejarah yang berharga.
"Museum ini menjadi tempat menyajikan berbagai artefak yang merupakan penanda di masanya. Tak hanya itu, museum ini juga menjadi tempat penjelajahan masa lalu mengenai seluk beluk UKSW sehingga mampu memberikan literasi dan nilai edukasi kepada pengunjung," ujarnya dalam keterangan tertulis pada Selasa (10/12/2024).
Museum ini dirancang dengan konsep "bertumbuh" dan menyajikan koleksi yang beragam, termasuk tulisan literasi, artefak fisik, serta audio visual.
Salah satu artefak unggulan yang dipamerkan adalah koleksi dari rektor pertama UKSW, Dr. O. Notohamidjojo, yang terdiri dari palu sidang, buku harian kerja, pena, microfilm reader, dan kamera video pertama yang dimiliki UKSW.
Anthony menambahkan bahwa Museum UKSW memiliki keunggulan dalam menyajikan timeline yang detail dan runtut dari awal terbentuknya universitas, didukung oleh arsip yang lengkap.
"Museum ini juga menyajikan berbagai artefak universitas yang kemungkinan besar tidak dimiliki oleh museum universitas lainnya. Inilah yang menjadi keunggulan museum ini. Dengan konsep bertumbuh, museum ini akan terus berkembang dengan adanya temuan baru yang menjadi kekuatan baru, serta menjadi pemicu bagi civitas academica untuk berperan dalam pertumbuhan museum," paparnya.
Persiapan Museum UKSW dilakukan secara intensif dalam waktu kurang lebih dua bulan, termasuk proses digitalisasi ratusan ribu arsip dokumentasi berupa foto dari masa awal pendirian kampus.
"Total hasil digitalisasi kurang lebih ada 19.870 foto. Selain itu, kami juga melakukan pencarian artefak dengan mengunjungi beberapa fakultas dan unit di UKSW yang kemudian kami identifikasi berdasarkan nilai, era artefak, dan kontribusinya bagi UKSW selama kurang lebih satu bulan," ungkapnya.
Rektor Intiyas berharap Museum UKSW dapat menjadi pusat pembelajaran di kampus.
"Nilai historis yang ada di Museum UKSW tidak hanya tentang kampus ini semata, tetapi juga tentang kota Salatiga. Keberadaan UKSW dan Salatiga sudah seperti koin mata uang yang tidak bisa dipisahkan," ujarnya.
"Kami sedang merancang sistem agar museum ini tidak hanya dinikmati oleh civitas akademica UKSW saja, tetapi juga masyarakat umum, sehingga sejarah kampus ini dapat menginspirasi dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas," kata Rektor Intiyas.