Menilik Tradisi Open House Warga Dusun Tugu, Rayakan Suka Cita Natal Saat Tahun Baru

Menilik Tradisi Open House Warga Dusun Tugu, Rayakan Suka Cita Natal Saat Tahun Baru

UNGARAN, KOMPAS.com - Suasana Dusun Tugu, Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang yang biasanya sepi, pada Rabu (1/1/2025) menjadi ramai.

Ratusan mobil dan motor terlihat terparkir di halaman rumah warga dan pinggiran jalan dusun.

Suasana suka cita jelas tergambar di dusun berpenduduk 273 keluarga tersebut. Antarwarga dan tamu saling berjabat tangan, dan beberapa kali terdengar gelak tawa penuh keakraban.

Di meja, aneka menu tersedia untuk disantap tamu yang berkunjung, termasuk berbagai snack dan minuman.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap 1 Januari, warga Dusun Tugu menggelar open house untuk menyambut para tamu dan kerabat. Mereka merayakan Natal sekaligus memperingati Tahun Baru.

Kepala Desa Bener, Saefudin, mengatakan tradisi open house tersebut telah berlangsung sejak lama.

"Bahkan sebelum saya jadi kepala desa, sudah ada tradisi ini. Memang awalnya dari anjangsana antarwarga, saling silaturahmi. Namun sekarang juga didatangi warga dari luar daerah, sehingga bertambah ramai dan semarak," ujarnya, Rabu (1/1/2025).

Saefudin menyebutkan bahwa mayoritas penduduk Dusun Tugu beragama Kristen. Bahkan pernah 100 persen warga di dusun tersebut umat Kristiani.

"Namun karena sekarang ada pendatang, ada juga yang muslim. Namun itu tidak mempengaruhi toleransi dan semua tetap rukun," ungkapnya.

"Kegiatan open house hari ini yang berjaga adalah Satlinmas yang muslim. Nanti bergantian kalau Idul Fitri, yang berjaga yang beragama nasrani," kata Saefudin.

Pemerintah Desa Bener, kata Saefudin, sangat mendukung tradisi open house yang diselenggarakan warga Dusun Tugu.

"Ini positif untuk menjaga silaturahmi. Selain beribadah pada 25 Desember saat Natal, pada 1 Januari kami suka cita bersama dalam open house," ungkapnya.

Kepala Dusun Tugu, Sri Nanda Yudhi Himawan, mengungkapkan bahwa hampir seluruh warga mengadakan open house yang dihadiri kerabat dan relasi.

"Di sini ada tujuh RT, dari RT 1 hingga 4 mengadakan open house karena merupakan warga asli. Sementara RT 5, 6, dan 7 adalah warga perumahan atau pendatang," paparnya.

"Open house diadakan tanggal 1 Januari karena pada 25 Desember, kami umat Kristiani fokus untuk beribadah dan misa. Bahkan pada 31 Desember juga doa bersama, sehingga perayaan diadakan setiap tahun baru sekalian," kata Nanda.

Nanda mengakui, tradisi open house ini setiap tahun bertambah ramai karena hampir setiap rumah memiliki tamu masing-masing.

"Kalau kami ya senang-senang saja, karena ini juga ungkapan syukur karena bisa saling mendoakan," ungkapnya.

Sementara warga Dusun Tugu, Arif Syarifuddin mengatakan, tradisi open house ini merupakan bentuk toleransi dan kekeluargaan antarwarga.

"Semua tamu diterima dengan tangan terbuka, tidak ada perbedaan dan semua bahagia," ujarnya.

Tamu dari Kabupaten Demak, Hawin Alaina menilai tradisi open house yang diadakan warga Dusun Tugu merupakan bentuk persatuan yang sebenarnya.

"Para tamu yang berkunjung langsung disuruh makan, menunya juga banyak pilihan sehingga semua yang datang menjadi senang," kata dia.

Sumber