Menko Airlangga Bocorkan Cara RI Kejar ICOR Mumpuni

Menko Airlangga Bocorkan Cara RI Kejar ICOR Mumpuni

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pemerintah akan terus membangun infrastruktur pembantu agar nilai Incremental Capital Output Ratio alias ICOR Indonesia bisa turun.

Airlangga mengakui nilai ICOR Indonesia yang di atas 6 masih terlalu tinggi. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga stagnan di kisaran 5% meski realisasi investasi terus bertumbuh.

"Jadi kalau investasi kita 30% [terhadap PDB] dengan ICOR 6, sederhananya kan 30 dibagi 6, pertumbuhan kita 5%. Nah dulu waktu zamannya Pak Harto sempat kita [pertumbuhan ekonomi] 8,2%, karena ICOR kita 4," jelas Airlangga dalam acara Rakornas Investasi 2024 di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (11/12/2024).

ICOR sendiri merupakan ukuran yang menunjukkan seberapa baik suatu negara memanfaatkan modal untuk buat menghasilkan sesuatu.

Jika modal bisa dipakai untuk menghasilkan banyak barang/jasa dengan efisien maka nilai ICOR menjadi kecil. Sebaliknya, jika modal yang dihabiskan banyak namun barang/jasa yang dihasilkan cuma sedikit maka nilai ICOR menjadi besar.

Airlangga menilai permasalahan selama ini yaitu masih kurang infrastruktur pendukung. Meski infrastruktur utama sudah dibangun namun belum ada konektivitas.

Dia mencontohkan meski sudah dibangun bendungan namun saluran tersier, sekunder, dan primer belum tersambung sehingga belum bisa maksimal para petani untuk mengairi lahannya. Akibatnya, produksi pangan tidak naik meski sudah ada bendungan.

"Satu contoh lagi Pelabuhan Patimban dengan jalan tol yang di Utara Jawa, itu belum tersambung jalan tolnya. Jadi masih masuk jalan lama yang di utara sehingga belum maksimal juga," ujarnya.

Oleh sebab itu, Airlangga menyatakan pemerintah akan berupaya memperbaiki berbagai hambatan tersebut. Dengan demikian, manfaat investasi yang masuk ke Tanah Air bisa dirasakan manfaatnya secara maksimal oleh masyarakat.

Sebagai informasi, dalam catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi mencapai Rp1.261,43 triliun sepanjang Januari—September 2024. Sementara itu, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas) menetapkan target investasi mencapai Rp13.528 triliun dari 2024—2029. 

Sumber