Menko Airlangga Ungkap Prasyarat Pertumbuhan Ekonomi Capai 8%
Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis cita-cita pertumbuhan ekonomi 8% dapat tercapai, asalkan level Incremental Capital Output Ratio atau ICOR dapat turun ke level 4 dari posisi saat ini sebesar 6,5.
Airlangga menuturkan level ICOR yang tinggi masih menjadi tantangan. Pasalnya dengan investasi yang kini sebesar 30% dan ICOR 6,5, wajar jika pertumbuhan ekonomi tertahan di 5%.
Berbeda jika ICOR dapat diturunkan ke level 5, dengan investasi yang sama, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat tumbuh di atas 6%.
“Apalagi kalau ICOR kita ke 4 dengan investasi 32%, maka angka 8% bisa dicapai,” ungkapnya dalam Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025 Heading Towards an Inclusive and Sustainable, Selasa (10/12/2024).
ICOR merupakan rasio yang menunjukkan hubungan antara peningkatan belanja modal termasuk infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi yang masih tinggi. Angka tersebut menjadi salah satu parameter yang menunjukkan tingkat efisiensi investasi di suatu negara.
Dengan kata lain, ICOR menunjukkan jumlah investasi yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 1%. Artinya, setiap peningkatan pertumbuhan ekonomi 1% membutuhkan peningkatan investasi infrastruktur sebesar 6,5%. Sementara itu, sejumlah negara maju memiliki ICOR di bawah 3.
Oleh karena itu, pemerintah tengah berusaha untuk menurunkan ICOR yang beriringan dengan mendorong produktivitas sektor manufaktur, ekspor, dan hilirisasi.
“Kalau produktivitas dapat ditingkatkan, kemudian melakukan pembangunan infrastruktur terkoneksi antara basis infrastruktur dan daerah produksi, tentu kita bisa menekan ICOR lebih ke bawah, tentu dengan investasi 30%-32%,” lanjutnya.
Apabila nilai ICOR tak berubah tetap 6,5, untuk mencapai pertumbuhan sesuai target Prabowo Subianto yakni 8%, perlu peningkatan investasi hingga 52%. Padahal jika ICOR lebih rendah seperti negara lain di angka 3, Indonesia hanya perlu pertumbuhan investasi sebesar 19,5%.
Adapun sebagai perbandingan, Malaysia memiliki nilai ICOR yang lebih rendah, yakni di level 4,7. Kemudian Filipina dengan ICOR 4,9 dan Vietnam memiliki ICOR 5,2.
Adapun, pemerintah telah menyiapkan tujuh langkah upaya menurunkan ICOR menuju angka 4.
Pertama, melalui optimalisasi penggunaan infrastruktur yang terintegrasi dengan ekosistem kegiatan ekonomi. Kedua, kombinasi investasi sektor padat karya dan padat modal.
Ketiga, revitalisasi mesin produksi industri. Keempat, peningkatan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja.
Kelima, peningkatan porsi investasi pada ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi dengan memulai industri berbasis teknologi tinggi dan porsi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) untuk mesin dan perlengkapan.
Keenam, pemerintah akan deregulasi kebijakan melalui implementasi UU Cipta Kerja yang lebih mudah, cepat, dan lebih pasti. Terakhir, optimalisasi Proyek Staretgis Nasional (PSN) dan integrasi kawasan.