Menkomdigi ke Siswa SMA: Teman Main Judi Online Jangan Jauhi, Ingatkan!

Menkomdigi ke Siswa SMA: Teman Main Judi Online Jangan Jauhi, Ingatkan!

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyampaikan kepada murid-murid SMAN 92 Jakarta Utara (Jakut) untuk peduli terhadap sekeliling. Meutya menuturkan kepedulian membuat murid-murid peka terhadap sesuatu yang terjadi, termasuk perilaku kecanduan judi online (judol).

"Saya ingin Adik-adik ikut melihat sekeliling. Bukan buat disalah-salahin ya. Kalau ada, ya diingatkan, bukan dijauhi. Karena para pelaku judi online di kalangan muda itu adalah korban, bukan penjahat," kata Meutya dalam sambutannya di SMAN 92 Jakarta Utara, Selasa (12/11/2024).

Meutya mengunjungi SMAN 92 untuk melakukan edukasi langsung dan pelatihan literasi digital bertema ‘Pencegahan dan Penanganan Judi Online di Lingkungan Sekolah’. Meutya pun memaparkan ciri orang yang kecanduan bermain judol. Menurutnya, salah satunya adalah asyik dengan dunia sendiri.

"Di antaranya, asyik sendiri. Jadi, kalau sudah ada kawan yang main internet asyik sendiri, ketawa-ketawa sendiri, sedih sendiri, marah-marah sendiri, sudah mulai curiga. Curiganya gimana? Tanya, kenapa sih? Kalau marah-marah sendiri apalagi, tanya. Kalau sedih, tiba-tiba nangis sendiri, tanya," tuturnya.

Kemudian, kata Mutya, orang yang terlibat judi online biasanya merasa banyak uang. Sehingga tak tertutup kemungkinan pemain judi online akan meminjam uang kepada temannya.

"Biasanya orang yang berjudi merasa perlu dengan jumlah uang yang banyak. Kalau ada kawannya yang saban waktu minta minjem uang, tanya, buat apa. Kalau keseringan, tambah curiga, tanya baik-baik. Kadang-kadang, kalau ada guru yang dekat, laporkan ke gurunya," ungkapnya.

"Karena biasanya jumlahnya juga nggak sedikit. Bukan buat jajan minuman di depan, nggak. Kalau mereka mulai minjam, angkanya menurut adik-adik nggak masuk akal, tanya, laporkan, ingatkan," sambungnya.

Lalu, masih kata Meutya, pemain judol akan mudah berbohong. Meski demikian, Meutya berharap remaja yang kecanduan judi online tidak dijauhi, namun justru dirangkul agar sadar.

"Jadi sama kawan nggak boleh saling bullying. Orang kalau di-bullying, ditinggalkan, tidak ada kawan, lama-lama dia cari kawan baru. Judi online itu kenapa terasa kawan yang menyenangkan, karena ada games-nya," ungkap Meutya.

"Kemudian juga mencoba berbohong. Kalau ada kawan yang biasanya tidak berbohong, lalu suka berbohong, mulai curiga. Apalagi kalau sahabat, kawan dekat. Kemudian juga kehilangan hubungan penting dan pekerjaan, tadi menjadi orang yang penyendiri, dan meminta orang lain untuk selamatkan dari masalah keuangan," imbuhnya.

Lihat juga video Ibu-ibu Curhat ke Menkomdigi soal Suami Terlibat Judol Harta Ludes!

[Gambas Video 20detik]

Sumber