Mensos Ungkap 3 Strategi Jitu Penyaluran Bansos agar Tepat Sasaran
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengungkapkan tiga langkah strategis yang disiapkan Kementerian Sosial (Kemensos) untuk mengoptimalkan penyaluran bantuan sosial (bansos) agar tepat sasaran.
Langkah pertama adalah pra-penyaluran, meliputi penyesuaian regulasi seperti revisi Peraturan Menteri Sosial (Permensos) tentang pengelolaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan pelaksanaan program Sembako.
“Ini juga termasuk pembentukan satgas penyaluran dan penetapan Keluarga Penerima Manfaat (KPM),” kata Gus Ipul dalam keterangan resmi, Selasa (14/1/2025).
Langkah kedua, penyaluran bansos direncanakan dilakukan serentak dengan pengawasan ketat melalui desk pengaduan. Pendampingan sosial akan dilakukan untuk memastikan ketepatan distribusi bantuan.
“Kami ingin bansos tidak hanya menjadi perlindungan sosial, tetapi juga pemberdayaan masyarakat agar mereka bisa mandiri dan keluar dari kemiskinan," ujar Gus Ipul.
Terakhir adalah evaluasi dan pemutakhiran data. Kemensos akan memperbarui data penerima bansos secara berkala untuk memastikan bantuan tepat sasaran.
Gus Ipul menjelaskan bahwa triwulan pertama tahun ini masih menggunakan data lama. Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional digunakan secara penuh mulai triwulan kedua atau ketiga.
“Kami akan memastikan tidak ada lagi ASN (aparatur sipil negara), TNI, Polri, atau pihak lain yang tidak berhak mendapatkan bansos,” katanya.
Sebelumnya, Gus Ipul menyampaikan sederet tantangan dalam penyaluran bantuan sosial atau bansos.
Menurut dia, penyaluran bansos memiliki berbagai tantangan, diantaranya inclusion error dan exclusion eror, dan persoalan data tunggal.
“Inclusion error adalah kesalahan dalam data, yang seharusnya tidak tercatat tetapi masuk sebagai penerima bansos,” ujar Gus Ipul.
“Sedangkan exclusion error merupakan kesalahan data yang seharusnya tercatat tetapi tidak tercatat sebagai penerima bansos,” katanya lagi.
Selain itu, Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional juga tak kalah penting dibutuhkan. Ini mencakup data yang dinamis, serta update perubahan seperti kematian, perpindahan domisili, dan lainnya.
“Proses validasi dan verifikasi terus dilakukan untuk meminimalkan kesalahan,” ujar Gus Ipul menegaskan.