Menteri Bahlil Heran RI Impor 60% BBM dari Singapura
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengaku heran lantaran RI mengimpor bahan bakar minyak (BBM) dari Singapura. Ia mengaku heran lantaran negara tetangga itu tidak memiliki minyak.
Hal tersebut disampaikan Bahlil saat memberikan materi di acara bimbingan teknis (Bimtek) Partai Golkar menuju puncak HUT ke-60 besok. Bahlil mulanya menyinggung sola RI yang mengimpor elpiji dari negara luar.
"Yang pertama, impor kita elpiji ini 60% dari Amerika. Selebihnya negara middle east. sementara impor kita BBM itu kita ambil 60% dari Singapura. Saya sampai bingung geleng-geleng kepala," kata Bahlil dalam pemaparannya, Rabu (11/12/2024).
Bahlil mengaku heran lantaran Singapura yang tidak memiliki ladang minyak tetapi bisa mengimpor BBM. Menurutnya hal ini sudah menjadi kebijakan mengakar yang semestinya bisa diubah.
"Singapura nggak punya minyak, ya, tapi dia bisa impor ke Republik Indonesia 60%. Ini saya nggak ngerti teorinya dari mana. Tapi ini adalah by desain Bapak Ibu semua, by desain yang sudah mengakar. Pertanyaan berikut adalah apakah kita siap untuk menerima kenyataan seperti ini atau kita mengubah?" tanya Bahlil kepada seluruh legislator Partai Golkar di acara itu.
"Bapak Ibu apakah kita siap menerimanya atau kita siap merubah?" tanya dia lagi yang dijawab serentak oleh kader untuk mengubah.
Ia menekankan Partai Golkar akan menjadi garda terdepan menciptakan RI swa sembada energi. Ia mengungkit cadangan minyak di Tanah Air yang minim.
"Kalau begitu saya ingin menyatakan hari ini partai Golkar akan menjadi garda terdepan untuk menuju kepada swasembada. ini adalah by desain bapak ibu semua, ini bicara geopolitik jadi negara kita ini kalau mau perang ya, saya mau sampaikan, kita punya kapasitas cadangan minyak kita storage kita hanya kemampuannya 21 hari," kata Ketum Partai Golkar tersebut.
Adapun Kementerian ESDM memiliki rencana untuk membangun storage minyak di suatu pulau dekat dengan Singapura. Ia berharap dengan storage minyak itu, RI bisa menciptakan kedaulatan energi.
"Ke depan kita akan bangun storage di satu pulau yang berdekatan dengan Singapur, kemampuan storagenya kurang lebih sekitar 30-40 hari semua minyak boleh masuk di situ. Nanti, Pertamina beli dari situ dengan harga ekonomis global agar kita menjadi kedaulatan energi kita," imbuhnya.
Saksikan juga Sudut Pandang Melihat Lebih Dekat Proyek Strategis Nasional di Utara Jakarta
[Gambas Video 20detik]