Menteri Jokowi Masuk Kabinetnya, Prabowo: Mereka Mampu dan Mau, Kita Manfaatkan

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Prabowo Subianto membantah hanya merekrut menteri-menteri dari pemerintahan Presiden ke-7 Joko Widodo untuk kembali menjadi menteri di pemerintahannya.
Prabowo menyatakan, orang-orang lama di pemerintahan itu kembali ia libatkan di Kabinet Merah Putih karena mereka punya kompetensi dan mau kembali menjabat.
"Jadi kalau saya dituduh, ‘Wah, ini pakai orang-orang lama, enggak ada. Saya hanya pakai orang yang mampu untuk bekerja untuk rakyat, bekerja untuk bangsa dan negara. Kalau dia mampu dan dia mau, kita harus manfaatkan," kata Prabowo saat menemui investor hingga ekonom di Menara Mandiri, Jakarta Pusat, Selasa (8/4/2025).
Kepala Negara juga mengaku tidak melihat menteri atau kepala lembaga yang dipilihnya berasal dari partai mana dan siapa orangtuanya.
Ia hanya melihat performa sebagai bukti untuk menilai seseorang tersebut mampu menduduki jabatan tertentu.
"Enggak, evidence based. Jadi saya berpegang kepada filosofi the right man and the right woman on the place, jangan the right man saja, ya," ucap Prabowo.
Mantan Menteri Pertahanan ini pun mencontohkan seorang pilot yang tidak pernah ditanyakan asal muasal maupun agamanya.
Selama mampu mengendarai pesawat dengan baik, pilot tersebut mampu menavigasi penerbangan dengan baik.
"(Kalau) dia bisa bawa penerbangan dengan baik. Keselamatan ratusan orang di tangan dia, untuk apa diganti?" tanya dia.
Lebih lanjut, Prabowo mengaku tidak suka dengan orang yang hanya omong-omong, tetapi mampu menunjukkan bukti nyata.
"Saya memang sering diejek karena saya membuka kesempatan untuk diejek, ya kan. Dan saya bilang saya enggak suka orang yang hanya omong-omong. Akhirnya omong-omong jadi apa tuh, jadi populer ya, dipakai seluruh Indonesia. Saya enggak suka hanya omong-omong, terus-terus saja," tandasnya.
Seperti diketahui, ada sejumlah menteri di Kabinet Merah Putih yang dahulu juga menjadi menteri pemerintahan Jokowi, antara lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.