Menteri Zulhas: Distribusi Pupuk ke Petani Terlalu Rumit dan Berbelit
LAMPUNG, KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menilai bahwa distribusi pupuk kepada petani di Indonesia tergolong rumit dan berbelit-belit.
Hal ini disampaikan Zulhas saat menghadiri acara "Rembuk Tani" di Tanjung Sari, Kecamatan Natar, pada Minggu (10/11/2024) pagi.
"Yang saya tahu, penyaluran pupuk untuk sampai ke petani ini ribet, ruwet," ungkap Zulhas di hadapan para petani yang hadir dalam acara tersebut.
Zulhas menjelaskan bahwa keruwetan dalam distribusi pupuk dimulai dari sejumlah berkas yang harus dilengkapi oleh petani, hingga adanya surat persetujuan dari bupati setempat.
"Persyaratannya macam-macam, petani disuruh mengisi. Pupuk itu harus ada usulan dari petani, harus ada SK dari bupati," tambahnya.
Selain itu, Zulhas juga menyoroti masalah lain yang dihadapi petani, yaitu ketika pupuk bersubsidi sudah tersedia, banyak petani yang tidak memiliki uang untuk menebusnya.
Dalam banyak kasus, mereka terpaksa mengutang terlebih dahulu untuk mendapatkan pupuk tersebut.
Zulhas juga mencatat ketidakcocokan antara jumlah panen dan total pupuk yang disalurkan kepada petani.
Ia mencatat bahwa pada tahun 2023, pupuk bersubsidi yang disalurkan mencapai 4,5 juta ton, namun hasil produksinya hanya mencapai 31 juta ton padi.
"Tahun 2024 ini, pupuk bersubsidi mencapai 9,5 juta yang disalurkan, mungkin sekitar 8 juta ton. Tapi masa produksi padinya turun jadi 30,5 juta ton?" tanyanya.
Menanggapi permasalahan ini, Zulhas menyatakan bahwa beberapa catatan terkait penyaluran pupuk bersubsidi akan dibicarakan dengan instansi terkait di pemerintah pusat untuk mencari solusi yang lebih baik.