Menyemangati Timnas Indonesia di Babak Kualifikasi Piala Dunia
Piala Dunia adalah panggung megah yang menjadi impian bagi seluruh negara di dunia. Bagi Indonesia, keikutsertaan di Piala Dunia bukan hanya sekadar ambisi olahraga, melainkan simbol kebangkitan, persatuan, dan kebanggaan bangsa. Namun, perjalanan menuju pentas sepak bola dunia ini masih menjadi tantangan besar yang memerlukan komitmen menyeluruh dari berbagai pihak.
Indonesia mencatatkan sejarah sebagai negara Asia pertama yang tampil di Piala Dunia 1938 di Prancis –saat itu masih bernama Hindia Belanda. Namun, keikutsertaan tersebut terjadi tanpa pertandingan kualifikasi karena Jepang, lawan seharusnya, mengundurkan diri. Sejak itu, Indonesia belum pernah kembali ke Piala Dunia.
Harapan untuk tampil kembali terus hidup. Kecintaan masyarakat terhadap sepak bola terlihat dari antusiasme pada dukungan fanatik terhadap tim nasional. Pemerintah, PSSI, dan pelatih tim nasional terus berusaha meningkatkan kualitas skuad Garuda. Tanda-tanda kemajuan sepak bola Indonesia terlihat saat lolosnya Timnas Indonesia pada babak 16 Besar AFC 2023. Ini menjadi sejarah bagi Indonesia yang mampu melaju sejauh ini dalam lawatan pentas sepak bola se-Asia.
Di sisi lain, prestasi gemilang ditorehkan Timnas Indonesia U-23 dengan berhasil melaju hingga babak semifinal setelah menyingkirkan tim-tim unggulan sekaliber Yordania, Australia, dan Korea Selatan. Keberhasilan ini tidak hanya mencerminkan kualitas individu para pemain muda Indonesia, tetapi juga menunjukkan perkembangan signifikan dalam pembinaan sepak bola usia dini di Tanah Air.
Saat ini Indonesia menghadapi tantangan berat dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, tergabung dalam grup neraka bersama Jepang, Australia, Arab Saudi, Bahrain, dan China. Meskipun secara peringkat dan pengalaman Indonesia masih dianggap underdog, asa untuk bisa tampil pada lawatan akbar sepak bola masih terjaga. Pertemuan dengan tim-tim kuat ini seharusnya menjadi motivasi untuk tampil tanpa beban dan mengeluarkan potensi terbaik.
Meskipun tergabung dalam grup berat bersama tim-tim langganan Piala Dunia seperti Jepang, Australia, dan Arab Saudi, Indonesia menunjukkan bahwa mereka mampu memberikan perlawanan yang ketat. Hal ini membuktikan perkembangan signifikan dalam kualitas permainan tim Garuda, baik dari segi taktik, fisik, maupun mental bertanding. Penampilan yang tidak mudah ditaklukkan menghadirkan optimisme bahwa Indonesia mampu bersaing di level tertinggi sepak bola Asia.
Bahkan yang terbaru, Indonesia berhasil mengalahkan Timnas Arab Saudi dengan skor 2-0 pada kualifikasi Piala Dunia 2026, sebuah kemenangan yang sangat bersejarah. Ini menjadi kali pertama Indonesia menaklukkan tim berjuluk Green Falcons tersebut di Stadion Gelora Bung Karno. Kemenangan ini bukan hanya mencerminkan peningkatan kualitas permainan tim Garuda, tetapi juga menjadi bukti bahwa Indonesia mampu bersaing dengan tim-tim papan atas Asia.
Keberhasilan Program Naturalisasi
Kemajuan sepak bola Indonesia saat ini tak lepas dari keberhasilan program naturalisasi yang menjadi proyek dari PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir. Selain itu, koordinasi antara pelatih dan jajaran staf kepelatihan juga sangat baik. Di sisi lain, pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (STY), yang berasal dari Korea Selatan, berhasil merevolusi permainan sepak bola Indonesia dengan apik. Pendekatannya yang tegas dan disiplin, yang menjadi ciri khas pelatih Asia Timur, terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas fisik dan mental tim.
Pemain-pemain muda seperti Ernando, Rizky Ridho, dan Marselino adalah bukti bahwa talenta muda Indonesia memiliki potensi besar yang bisa bersaing di level internasional. Ke depannya, jika program naturalisasi dan pengembangan pemain lokal berjalan seiring, Indonesia berpotensi mencetak prestasi yang lebih gemilang di kancah internasional.
Timnas Indonesia kini berada dalam posisi yang menantang di babak kualifikasi Piala Dunia 2026, dengan hanya empat pertandingan tersisa untuk diperebutkan. Untuk lolos otomatis ke Piala Dunia, Indonesia harus mampu menjadi juara grup atau minimal runner-up Grup C. Saat ini, Jepang kokoh di puncak klasemen tanpa kekalahan, mengoleksi 16 poin, sementara Indonesia hanya terpaut satu poin dari Australia yang berada di posisi runner-up.
Dengan begitu, meskipun peluang Indonesia untuk menjadi juara grup sangat kecil mengingat ketangguhan Jepang, posisi runner-up masih terbuka, tetapi ini tidak akan mudah. Ke depan, Timnas Indonesia harus menghadapi negara-negara langganan Piala Dunia seperti Jepang dan Australia, yang sudah terbukti kuat di kualifikasi sebelumnya. Meskipun begitu, kemenangan atas Arab Saudi baru-baru ini memberikan semangat dan membuka peluang bagi Garuda untuk meraih tiket ke putaran final Piala Dunia 2026 yang akan diselenggarakan di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada.
Tentu, kemajuan sepak bola Indonesia mendapat respons positif yang luar biasa dari pecinta sepak bola Tanah Air. Salah satu sosok yang patut mendapat apresiasi tinggi adalah Ketua Umum PSSI Erick Thohir yang dengan serius dan penuh komitmen memajukan sepak bola Indonesia. Kepemimpinan Erick Thohir membawa angin segar bagi perkembangan sepak bola nasional, baik dalam hal pembenahan struktur organisasi maupun peningkatan kualitas timnas. Langkah-langkah strategis yang ia ambil, termasuk mendatangkan pelatih berkualitas dan fokus pada program-program pengembangan pemain, semakin memperkuat fondasi sepak bola Indonesia untuk bersaing di level internasional. Standing ovation pantas diberikan untuk dedikasinya yang terus berupaya mewujudkan cita-cita besar sepak bola Indonesia.
Ibnu Fikri Ghozali mahasiswa Pascasarjana di Departemen Human and Sosial Development Prince Songkhla University, penikmat sepak bola Tanah Air
Simak juga Video ‘Laga AFF Adalah Ajang Tambah Pengalaman Bagi Timnas’
[Gambas Video 20detik]