Meski Tak Punya Gunung Api, Sebagian Wilayah Kalteng Rawan Gempa Bumi, Apa Pemicunya?

Meski Tak Punya Gunung Api, Sebagian Wilayah Kalteng Rawan Gempa Bumi, Apa Pemicunya?

PALANGKA RAYA, KOMPAS.com - Tidak memiliki gunung api nyatanya tak menjamin Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) bisa bebas dari bencana gempa bumi.

Baru-baru ini, gempa bumi melanda Kabupaten Barito Timur, salah satu daerah yang berada di wilayah utara Kalteng.

Kepala Bidang Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng, Indra Wiratama mengungkapkan, Kalteng masih memiliki potensi bencana gempa bumi, terutama di wilayah utara Kalteng, meski potensinya cenderung rendah.

“Karena daerah utara Kalteng itu masuk kawasan pegunungan Schwaner, jadi potensi gempa itu ada walaupun relatif rendah,” beber Indra kepada Kompas.com melalui aplikasi perpesanan, Selasa (10/12/2024).

Adapun daerah utara Kalteng yang memiliki potensi gempa itu di antaranya adalah Murung Raya, Barito Utara, Barito Timur, dan sedikit wilayah di Barito Selatan.

Indra menyebutkan, gempa yang terjadi di Kalteng seringnya bukan akibat dari pergeseran lempeng tektonik, karena Kalteng tidak masuk daerah tersebut.

“Penyebabnya lebih cenderung karena aktivitas vulkanologi,” ucapnya.

Perihal potensi tahunan gempa, Indra menyebut pihaknya belum mengetahui hal itu karena perlu penelitian lebih jauh. Sampai saat ini juga belum ada teknologi yang bisa memprediksi terjadinya gempa.

“Wilayah di Kalteng bisa gempa itu lebih karena aktivitas vulkanologi, ataupun juga dari (getaran) daerah lain, posisi Kalteng itu sering kena imbasnya saja, karena bukan pusat gempa,” jelas Indra.

Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut Palangka Raya, Ika Priti Widiastuti menyatakan,potensi untuk terjadi gempa di Kalteng tidak bisa dikatakan nihil, namun potensinya tetap ada, meski memang terbilang rendah jika dibandingkan dengan daerah lainnya.

“Sebagai contoh kejadian gempa bumi di Barito Timur, itu merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas patahan lokal aktif, yang merupakan bagian dari Patahan Meratus,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (10/12/2024).

Faktor yang menyebabkan patahan aktif atau terjadinya reaktivasi kembali adalah akibat dari adanya pergerakan antara lempeng yang mengakibatkan terjadinya gempa bumi itu sendiri.

“Perlu diketahui bahwasanya Pulau Kalimantan sendiri memiliki 3 sesar aktif, yaitu Sesar Meratus, Sesar Mangkalihat, dan Sesar Tarakan,” ucapnya.

Ika menjelaskan, gempa yang dipicu oleh Patahan Meratus bisa berdampak sampai ke Kalteng karena lokasinya geografisnya yang dekat dengan Sesar Meratus.

“Hal ini mengakibatkan beberapa tempat di Kalteng juga bisa ikut merasakan gempa bumi,” ujarnya.

Sumber