Militer Datang, 3.318 Warga Distrik Oksob Papua Mengungsi ke Hutan
JAYAPURA, KOMPAS.com - Sebanyak 3.318 warga dari Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan terpaksa mengungsi ke hutan.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Departemen Hukum dan HAM Gereja Injili Di Indonesia (GIDI), Pdt. Jimmy Koirewoa, melalui siaran pers yang diterima Kompas.com, di Jayapura, Selasa (10/12/2024).
Jimmy menjelaskan, sejak 28 November-9 Desember 2024, terjadi pergeseran pasukan militer dalam jumlah besar ke Kabupaten Pegunungan Bintang, termasuk ke distrik-distrik tempat warga masyarakat berada.
Pada 8 Desember, pasukan yang cukup besar memasuki Distrik Oksob dan menduduki kampung-kampung di wilayah tersebut.
Selain itu, pada 9 Desember, helikopter juga terlihat menempati Gereja GIDI Efesus Sape di Kampung Mimit.
“Hal ini menyebabkan pengungsian warga sipil dalam jumlah yang sangat masif. Jumlah pengungsi ada sekitar 3.000 lebih."
"Mereka adalah warga jemaat kami yang terpaksa mengungsi karena ketakutan dan lari ke hutan untuk melindungi diri mereka,” sebut Jimmy.
Dari total 3.318 pengungsi tersebut, terdapat 54 balita, 23 lansia, lima ibu hamil, dan dua pasien dengan kondisi penyakit berat.
"Saat ini mereka berada di hutan belantara, mengalami kelaparan, dan bayi-bayi mengalami kekurangan gizi. Mereka sama sekali tidak memiliki harapan hidup," tutur dia.
Ribuan pengungsi ini berasal dari Kampung Oketumi, Mimin, Alutbakon, Atenar, dan Kampung Bumbakwon di Distrik Oksob.
"Di saat umat Kristen di tanah Papua sedang merayakan Natal, ada umat kami yang terpaksa berada di hutan," ujar Jimmy.
Atas nama Gereja GIDI, Jimmy meminta kepada Presiden, Panglima TNI, Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Pangdam XVII/Cenderawasih, dan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III untuk segera menarik pasukan militer dari Distrik Oksob.
“Kami mohon agar pasukan militer ditarik kembali, karena warga kami harus kembali ke kampung dan gereja untuk merayakan Natal,” pinta dia.
Sementara itu, Kepala Penerangan Komando Daerah XVII/Cenderawasih, Letnan Kolonel Candra Kurniawan, saat dikonfirmasi Kompas.com, mengaku akan mengonfirmasi kejadian ini di lapangan.
"Kami konfirmasi di lapangan," ucap dia melalui pesan singkat.
Kemudian, Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua, Frits Ramandey, juga mengungkapkan keprihatinannya terkait pengungsian warga ke hutan di Distrik Oksob.
Frits menyayangkan adanya pergeseran pasukan di wilayah tersebut yang menyebabkan masyarakat merasa ketakutan.
"Kami sangat prihatin mengenai situasi ini, karena warga sipil harus mengungsi ke hutan," ucap dia.
Frits berharap aparat keamanan dapat menahan diri dan tidak melakukan pergeseran pasukan di Distrik Oksob, karena hal tersebut dapat membuat masyarakat sipil merasa takut dan trauma.
"Kami berharap aparat keamanan harus menahan diri, tidak melakukan penyisiran yang justru membuat masyarakat sipil merasakan ketakutan yang berlebihan," harap kata dia.
Hingga berita ini diunggah, Kompas.com masih berupaya mendapat penjelasan mengenai hal ini dari Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang, Spey Bidana. Namun belum ada respons yang diterima dari Spey.