Mitigasi Risiko Fraud, Intip Strategi AdaKami
Bisnis.com, JAKARTA — Penyelenggara fintech peer to peer (P2P) lending PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) terus memperkuat sistem mitigasi risiko fraud melalui pemanfaatan teknologi machine learning dan big data.
Brand Manager AdaKami, Jonathan Kriss, mengatakan teknologi ini telah menjadi bagian integral dalam operasional perusahaan sejak awal berdiri.
“Sebenarnya machine learning ini digunakan AdaKami sejak awal. Proses bisa dilakukan secara aman dan nyaman, salah satunya memang karena peran dari artificial intelligence,” kata Jonathan dalam acara Kaleidoskop 2024 AdaKami yang digelar pada Kamis (12/12/2024).
Jonathan menjelaskan bahwa dalam konteks melayani segmen underserved dan unbanked, AdaKami mengandalkan big data yang terintegrasi dengan machine learning untuk menggantikan sistem credit scoring konvensional. Teknologi tersebut dimanfaatkan ketika calon nasabah tidak memiliki profil risiko atau credit scoring konvensional.
“Teknologi ini digunakan untuk menganalisis dan mengkategorikan risiko kredit nasabah berdasarkan data yang tersedia. Profil risiko tersebut kemudian disesuaikan dengan tingkat toleransi risiko (risk appetite) dari masing-masing pemberi dana,” ujarnya.
Menurut Jonathan, pendekatan berbasis teknologi ini menciptakan proses yang lebih aman, transparan, dan efisien. “Yang paling penting sebenarnya ketika semuanya berjalan dengan baik, pada akhirnya ini menciptakan rasa kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan yang AdaKami berikan,” kata Jonathan.
Dalam penerapannya, Jonathan menegaskan bahwa AdaKami mengutamakan perlakuan yang adil terhadap seluruh nasabah tanpa diskriminasi. Proses Know Your Customer (KYC), katanya, sepenuhnya berbasis data.
“Kami tidak menilai secara fisik nasabah kami seperti apa. Dan semua proses KYC benar-benar kita didasarkan pada informasi pribadi yang nasabah masukkan ke dalam aplikasi AdaKami. Data-data tersebut kita verifikasi sehingga menghasilkan profil kredit,” ungkap Jonathan.