Modernisasi Alutsista Sepanjang 2024 dan Harapan Penguatan Pertahanan Indonesia
JAKARTA, KOMPAS.com - Penguatan sektor pertahanan penting terhadap kelangsungan suatu bangsa, salah satunya melalui upaya modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista).
Sepanjang 2024, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI, baik ketika dipimpin Prabowo Subianto maupun penerusnya, Sjafrie Sjamsoeddin, terus mengupayakan modernisasi alutsista dengan membeli sejumlah peralatan baru, berikut juga perawatannya.
Upaya ini diapresiasi Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) menjelang akhir masa jabatannya.
Jokowi mengucapkan terima kasih langsung kepada Prabowo atas modernisasi alutsista yang sudah dikerjakan.
Ucapan itu disampaikan Jokowi dalam amanatnya di upacara hari ulang tahun (HUT) ke-79 TNI, bertempat di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (5/10/2024).
Lantas, apa saja upaya modernisasi alutsista yang telah dilakukan Kementerian Pertahanan untuk TNI sepanjang 2024? Berikut kaleidoskopnya yang telah dirangkum Kompas.com
Matra TNI AD
Modernisasi alutsista pada matra TNI Angkatan Darat (AD) sepanjang tahun ini dimulai dari Helikopter Fennec pada 24 Januari 2024.
Kala itu, pemerintah melalui Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyerahkan empat Helikopter Fennec yang telah mengalami perbaikan pada sistem avionik, kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak.
Penyerahan ini turut disaksikan langsung oleh Presiden ke-7 RI Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Selain sistem avionik, beberapa bagian helikopter yang sudah waktunya diganti juga mengalami penggantian.
Dok. Dispenal Helikopter Panther AS 565 MBE yang diserahkan Menhan Prabowo Subianto ke TNI AL di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (24/1/2024)
Berlanjut ke sektor artileri, TNI AD berupaya memperkuat daya tembak strategis dengan menjajaki pengadaan meriam Caesar 155 mm dan Multy Launcher Rocket System (MLRS), Indonesian Tactical Ballistic Missile (ITBM) produksi Roketsan, Turki.
Komandan Pussenarmed TNI AD Mayjen TNI Putranto Gatot Sri Handoyo bersama perwakilan Kemhan, Mabesad, Puspalad dan Pussenarmed, menindaklanjuti hal tersebut dengan mengunjungi Turki pada Juli 2024.
Mereka berkesempatan menyaksikan Live Firing Demonstrasi Missile Khan 600, di fasilitas Latihan Kementerian Pertahanan Turki di daerah Sinops.
Matra TNI AL
Pada Januari 2024, Helikopter Panther AS 565 MBE milik TNI Angkatan Laut (AL) mengalami perbaikan pada sistem avionik, bersamaan dengan Helikopter Fennec TNI AD.
Helikopter berspesifikasi anti kapal selam ini diserahkan ke TNI AL yang diterima langsung Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Muhammad Ali.
Selain itu, TNI AL juga ketambahan beberapa kapal tipe patroli cepat (PC) sepanjang 2024.
Dimulai dari dua unit kapal PC 40 produksi galangan PT Citra Shipyard, pada Mei 2024.
Kedua kapal diberi nama Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Butana-878 dan KRI Selar-879.
Dispenal TNI Angkatan Laut (AL) ketambahan dua kapal patroli cepat (PC) 40M produksi galangan PT Citra Shipyard. Kedua kapal diberi nama Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Butana-878 dan KRI Selar-879. Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Muhammad Ali menghadiri shipnaming dan launching dua kapal itu di galangan PT Citra Shipyard, Kepulauan Riau, Batam, Selasa (7/5/2024).
Peluncuran dua kapal ini dihadiri langsung oleh KSAL Laksamana Muhammad Ali di galangan PT Citra Shipyard, Kepulauan Riau, Batam.
KSAL Ali mengatakan bahwa kehadiran kedua kapal tersebut merupakan komitmen TNI AL untuk melaksanakan peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) dan mengurangi produk impor.
Adapun kapal PC 40 memiliki beberapa keunggulan dengan diperkuat main gun 1 unit meriam kaliber 30 mm dan 2 unit senjata mitraliur kaliber 12,7 mm.
Kapal ini mampu beroperasi di berbagai medan dan cuaca baik penegakan hukum di laut maupun misi search and rescue (SAR).
KRI Butana-878 ditempatkan di Satuan Kapal Patroli Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) V Surabaya. Sementara, KRI Selar-879 ditempatkan di Satuan Kapal Patroli Lantamal VIII Manado.
Pada Desember 2024, TNI AL kembali menambah dua kapal PC. Kali ini memiliki tipe PC 60, yang diberi nama KRI Hampala-880 dan KRI Lumba-Lumba-881.
Peresmian kedua kapal perang ini dipimpin langsung oleh KSAL Ali, Selasa (17/12/2024) di Dermaga KBT Sunda Kelapa, Jakarta Utara.
Dua kapal ini diproduksi dalam negeri dari Galangan PT. Caputra Mitra Sejati.
Kedua kapal akan ditempatkan berbeda, yakni KRI Hampala-880 untuk penempatan di Satuan Kapal Patroli Lantamal XI Merauke dan KRI Lumba-Lumba-881 di Satuan Kapal Patroli Lantamal XIII Tarakan.
Kapal PC 60 memiliki beberapa keunggulan yaitu diperkuat dengan main gun 1 unit meriam kaliber 40 mm Marlin Ilos dan 2 unit mitraliur kaliber 12,7 mm Pindad. Kapal ini juga mampu beroperasi di berbagai medan dan cuaca.
Pada tahun ini, Kemenhan juga menandatangani kontrak pengadaan dua unit kapal selam Scorpene produksi Naval Group, Perancis. Penandatanganan kontrak itu dilakukan pada Maret 2024.
November 2024, KSAL memastikan pembangunan kapal selam Scorpene tetap berjalan. Adapun kapal ini bakal dilengkapi teknologi siluman dan sistem torpedo canggih, yang sangat diperlukan untuk menjaga keamanan di wilayah strategis seperti Laut Natuna Utara.
Matra TNI AU
Pada Januari 2024, Indonesia secara resmi mengaktifkan kontrak batch atau tahap ketiga pengadaan jet tempur Rafale dari pabrikan Dassault Aviation, Perancis. Ini dilakukan untuk menambah daya gentar pertahanan TNI Angkatan Udara (AU).
Dengan demikian, Indonesia melalui Kemenhan telah menyelesaikan seluruh fase kontrak pengadaan Rafale yang berjumlah 42 unit.
Pesawat pertama pesanan Indonesia diperkirakan akan tiba di Tanah Air pada 2026.
Pesawat ini memiliki kemampuan multi-role yang unggul, meliputi superioritas udara, serangan darat, hingga pengintaian.
Satu jet tempur Rafale terparkir di Terminal Selatan Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (24/7/2024). Kedatangan pesawat French Air and Space Force tersebut dalam rangka Misi Pegase 2024. KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA AMei 2024, TNI AU kedatangan unit kelima pesawat Super Hercules C-130J. Indonesia memesan lima unit pesawat Super Hercules C-130J dari Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya, unit keempat telah tiba di Tanah Air pada 22 Januari 2024. Ketiga pesawat yang sudah tiba sebelumnya juga sudah mulai menjelajahi langit Indonesia dengan ditandai Navigation Exercise pada awal September 2023.
Bahkan, ketiga pesawat Super Hercules itu telah melaksanakan flypast saat perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-78 TNI di atas Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, 5 Oktober 2023.
Selain itu, upaya modernisasi juga dilakukan TNI AU melalui rencana pemasangan radar militer di sekitar wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Indonesia Timur.
Wakil Kepala Staf TNI AU (Wakasau) Marsdya Andyawan Martono Putra mengatakan, matra udara telah menggelar rapat penempatan radar di IKN.
Adapun radar yang dimaksud merupakan radar Ground Control Interception (GCI) GM-403 produksi Thales dari Perancis.
Sesuai rencana, radar ini akan dirancang oleh PT Len sebagai industri pertahanan dalam negeri bersama Thales, industri pertahanan dari Perancis. Sebanyak 13 radar GCI sedang dirancang.
Nantinya, dalam operasinya, radar GCI akan berinteroperabilitas dengan 12 radar buatan Retia, Ceko, yang juga dibeli Kementerian Pertahanan RI.
Diketahui, Indonesia melalui Kementerian Pertahanan RI memesan 13 unit radar GCI GM-403 dari Thales, Perancis.
Kontrak ditandatangani pada 20 April 2022 dan pengiriman dilakukan dalam waktu 48 bulan setelah tanggal efektif kontrak. Selain itu, periode garansi untuk sistem radar ini adalah 36 bulan.
Terakhir, TNI AU juga memberi sinyal bahwa Indonesia akan membeli pesawat terbang tanpa awak (PTTA) atau drone Bayraktar dari Turkiye.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan RI juga telah membeli drone ANKA buatan Turkish Aerospace.
Rencana pembelian drone tempur ini merupakan bagian kesiapan TNI AU mengikuti peperangan modern yang sedang berkembang.
Harapan penguatan pertahanan
Meski modernisasi alutsista sudah dilakukan sepanjang 2024, pemerintah dinilai tetap memiliki pekerjaan rumah ke depannya.
Pengamat militer Khairul Fahmi menyebutkan, modernisasi alutsista TNI masih menghadapi beberapa tantangan besar.
Pertama, menurutnya, sebagian besar alutsista strategis masih diimpor, seperti kapal selam dan sistem rudal.
"Transfer teknologi yang lebih efektif harus dipercepat untuk mendukung kemandirian industri pertahanan," kata Khairul kepada Kompas.com, Sabtu (21/12/2024).
Di lain sisi, ia juga menyinggung soal perawatan alutsista canggih masih terkendala infrastruktur pemeliharaan yang terbatas.
Dengan demikian, kata dia, kesiapan tempur belum sepenuhnya optimal.
Lebih lanjut, Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) ini turut menyoroti soal pengembangan drone di Indonesia.
"Perlu investasi lebih besar pada pengembangan sistem anti-drone dan keamanan siber untuk mengantisipasi ancaman perang modern," ujar Khairul.
Terlebih ia mengingatkan soal janji pemerintahan Presiden Prabowo Subianto pada sektor pertahanan nasional. Di mana visinya lebih ambisius dibandingkan Minimum Essential Force (MEF), yakni Optimum Essential Force (OEF).
Khairul berpendapat bahwa hal ini sesuai dengan Astacita Presiden.
Maka, kerangka pembangunan pertahanan yang dicanangkan Presiden ini tidak hanya menargetkan penguatan daya gentar militer, tetapi juga optimalisasi alutsista dan sumber daya manusia TNI untuk menjawab tantangan geopolitik dan teknologi yang terus berkembang.
"Dalam konteks tersebut, modernisasi alutsista sepanjang 2024 menjadi babak penting," ungkapnya.
"Arah baru menuju OEF juga menuntut peningkatan kemandirian industri pertahanan dalam negeri melalui transfer teknologi yang lebih efektif. Hal ini tidak hanya untuk mengurangi ketergantungan pada alutsista impor, tetapi juga memastikan keberlanjutan sistem pertahanan Indonesia dalam jangka panjang," kata dia.