Mudik 8 Hari, Wahyu Pulang Bawa Sekarung Beras Hasil Panen Orangtua buat Stok 2 Bulan

LAMPUNG, KOMPAS.com - Wahyu (40) terlihat membetulkan letak barang bawaan di ceruk bagasi depan sepeda motor matiknya, Minggu (6/4/2025) siang.
Dia baru tiba di Pelabuhan Bakauheni setelah menempuh perjalanan sekitar tiga jam dari Kabupaten Pesawaran.
Bersama istri dan putranya, Wahyu hendak kembali ke Tangerang setelah mudik selama delapan hari di rumah orangtuanya.
Barang bawaannya cukup banyak, terdiri dari sebuah kardus, dua bundel kerupuk kemplang, dan sekarung beras.
"Ya bawa yang dikasih orangtua aja, Mas. Ada beras dikasih 10 kilogram, bisa buat setok 2 bulanan," ungkap Wahyu.
Beras tersebut memang sudah disiapkan oleh orangtuanya agar dibawa pulang ke rumahnya.
Wahyu menjelaskan bahwa beras itu merupakan hasil panen sawah orangtuanya.
"Alhamdulilah, iya datang pas kebetulan lagi panen, jadi dikasih. Nasi yang dari kecil saya makan ya dari sawah orangtua," katanya sambil tersenyum.
Beragam barang bawaan pemudik motor ini mencerminkan kekayaan kuliner dan hasil pertanian Lampung, mulai dari makanan khas hingga buah-buahan.
Jumlah barang bawaan para pemudik motor pun sangat banyak.
Mereka biasanya mengakali keterbatasan ruang penyimpanan dengan membuat kayu penyangga di bagian belakang pembonceng.
Oleh-oleh itu diikat dan disusun sedemikian rupa di kayu penyangga, bahkan sampai menjulang tinggi.
Hal ini menjadi ciri khas pemudik motor yang kembali dari mudik ke kampung halaman mereka.