Mulai Musim Hujan, Ribuan Warga di Banyumas Masih Krisis Air Bersih
BANYUMAS, KOMPAS.com - Memasuki musim hujan, ribuan warga di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, masih mengalami krisis air bersih.
Salah satunya warga di Grumbul Sawiara, Desa Pengadegan, Kecamatan Wangon.
Selama lima bulan terakhir, warga setempat kesulitan mendapatkan air bersih.
Salah satu warga, Maesaroh (44) mengatakan, sumur yang selama ini digunakan untuk mencukupi kebutuhan air telah mengering sejak lima bulan yang lalu.
"Sumur ada, tapi sudah kering. Memang hujan tadi sempat ada airnya, tapi tidak cukup," kata Maesaroh saat menerima bantuan air bersih dari Sat Resnarkoba Polresta Banyumas dan wartawan, Jumat (1/11/2024) sore.
Menurut Maesaroh, warga hanya mengandalkan kiriman bantuan air bersih dari berbagai pihak. Sebagian warga juga terpaksa membeli air menggunakan jerigen.
"Kalau sudah benar-benar kehabisan, kami beli (air). Satu jeriken harganya Rp 5.000," ujar Maesaroh.
Kasi Pemerintahan Desa Pengadegan, Arlim mengatakan, hujan pada awal musim hujan ini belum dapat mengisi sumur warga.
"Karena di sini sumur semua kerin. Hujan baru sekali ini, sehingga air belum tertampung, perlu 10 sampai 20 kali hujan baru ada resapan," kata Arlim.
Arlim mengatakan, di Grumbul yang terdiri atas dua RW tersebut ada sekitar 500 kepala keluarga (KK) sekitar 1.350 warga yang mengalami krisis air bersih.
Sementara itu, Kasat Resnarkoba Polresta Banyumas Kompol Willy Budiyanto mengatakan, menyalurkan bantuan air bersih sebanyak tujuh truk tangki dengan kapasitas masing-masing 4.000 liter.
"Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian kami kepada masyarakat. Meski sudah memasuki musim hujan, tapi warga ternyata masih sulit untuk mendapatkan air bersih," ujar Willy.