Musim Durian Tangse di Aceh, Ada Tradisi Pedagang Ganti Buah Busuk

Musim Durian Tangse di Aceh, Ada Tradisi Pedagang Ganti Buah Busuk

LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Musim panen durian Tangse dari Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, telah tiba. Durian ini mulai dijual ke berbagai daerah, termasuk Kota Lhokseumawe.

Sepanjang Jalan Perdagangan, pedagang durian menjajakan buahnya setiap malam, mulai dari sore hingga tengah malam.

Durian Tangse dikenal sebagai salah satu durian lokal terbaik di Aceh. Semua durian yang dijual berasal dari kebun lokal, bukan varietas seperti musang king atau bawor.

Hamdani, salah seorang pedagang, menjelaskan mereka membeli durian langsung dari Tangse untuk dijual di Lhokseumawe.

"Hanya sekitar sebulan atau 40 hari kami bisa berjualan durian Tangse, karena setelah itu musim panen berakhir," ungkapnya pada Sabtu (28/12/2024).KOMPAS.COM/MASRIADI SAMBO Pedagang durian asal Tangse, Kabupaten Pidie di Jalan Perdagangan, Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Sabtu (29/12/2024) malam

Harga durian bervariasi, mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 100.000 per buah, tergantung ukuran. Pedagang juga memiliki tradisi unik, yaitu mengganti buah yang tawar atau busuk dengan yang baru.

"Kami sudah menghitung risiko saat membeli dari petani. Jadi, kalau ada durian busuk atau tawar, bisa langsung kami ganti. Pembeli tetap bisa menikmati durian terbaik," jelas Hamdani.

Arza Arfan, salah seorang pembeli, memilih menikmati durian langsung di tempat.

"Lebih baik makan di sini karena pedagang menyediakan kursi dan ketan panggang seharga Rp 1.000. Kalau dibawa pulang, takutnya sampai di rumah durian sudah tawar," katanya.

Jika Anda berada di Lhokseumawe selama musim durian ini, jangan lewatkan kesempatan mencicipi durian Tangse di malam hari. Pilih durian terbaik dan nikmati tradisi unik di kawasan ini. Selamat mencoba!

Sumber