Musim Paceklik, Wali Kota Semarang Minta Warga Pesisir Waspada hingga Februari 2025
SEMARANG, KOMPAS.com - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryati Rahayu, mengingatkan masyarakat soal musim paceklik yang biasanya terjadi mulai Desember hingga Februari.
Menurutnya, musim paceklik ini ditandai dengan cuaca ekstrem, termasuk gelombang tinggi, angin kencang, dan curah hujan deras, yang menyulitkan para nelayan untuk melaut.
Mbak Ita berharap agar para nelayan tidak hanya mengandalkan hasil tangkapan ikan, tetapi juga memiliki kegiatan lain yang dapat mendukung pendapatan mereka.
"Mungkin nanti kalau pada saat musim barat seperti ini, panjenengan (nelayan) ada kegiatan-kegiatan lain yang (bisa dilakukan) untuk menambah penghasilan," ujar perempuan yang akrab disapa Mbak Ita dalam keterangannya pada Selasa (10/12/2024).
Sebagai langkah konkret untuk meringankan beban nelayan di tengah musim paceklik, Pemerintah Kota Semarang telah memberikan bantuan sebanyak 1.100 paket sembako.
"Nanti kita satu per satu akan kita bantu, tentu kita support,” tambahnya.
Meskipun menyadari bahwa bantuan tersebut tidak dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan, Mbak Ita menegaskan bahwa Pemerintah Kota Semarang akan terus berupaya melalui berbagai program lainnya.
"Jadi saya meninggalkan kenang-kenangan buat panjenengan. Kota Semarang sudah mengeluarkan Peraturan Wali Kota untuk memberikan beasiswa untuk anak nelayan dan anak petani," ucapnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dukungan kepada para nelayan dan keluarganya selama musim paceklik yang menantang.