Nasaruddin Sebut Istiqlal Punya Pendidikan Kader Ulama: 12 Bulan di AS-Mesir
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengungkap Masjid Istiqlal mempunyai program pendidikan kader ulama. Dia menyebut program ini hanya ada di Masjid Istiqlal.
"Nah kemudian juga di sini (Masjid Istiqlal), ada pendidikan kader ulama, yang sekarang ini juga sedang lagi viral, karena kita mempersiapkan pendidikan kader ulama," ujar Nasaruddin di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (1/11/2024).
Nasaruddin mengatakan program tersebut termasuk juga untuk ulama perempuan. Hal itu, menurut dia, belum ada di negara lain.
"Termasuk pendidikan kader ulama perempuan satu-satunya di dunia ini, dan belum ada di tempat lain," katanya.
Menteri Agama (Menag) ini juga menyebutkan para ulama nantinya akan menempuh pendidikan selama 6 bulan di Amerika (USA). Mereka juga akan belajar selama 6 bulan di Mesir.
"Dan ini menjadi tren bahwa pendidikan Istiqlal di sini 6 bulan di Amerika, 6 bulan di Al-Azhar, Mesir," ujar Nasaruddin.
"Jadi ulama yang kita akan lahirkan di Istiqlal ini mahir bahasa Arab, mahir bahasa Inggris sehingga diharapkan nanti menjadi penyambung lidah umat Islam dengan dunia lain," tambahnya.
Nasaruddin pun berbicara soal Masjid Istiqlal yang tahun ini mendapatkan sertifikat EDGE (Excellent in Design for Greater Efficient Age) dari Bank Dunia, Washington. Hal itu, katanya, karena Masjid Istiqlal mempunyai berbagai fasilitas yang dianggap paling efisien dan efektif.
"Nah, di Istiqlal ini juga kita mendapatkan berbagai macam penghargaan internasional, termasuk building baru kali ini. Baru tahun ini, rumah ibadah mendapatkan sertifikat EDGE dari bank dunia, Washington. Jadi Istiqlal ini dianggap paling hijau, paling efisien, paling efektif," jelasnya.
Nasaruddin menuturkan 38% energi yang digunakan di Masjid Istiqlal kini menggunakan teknologi solar sistem. Selain itu, sebanyak 75 juta liter air dipakai berhulu setiap bulan.
"Karena 38% energi yang kita gunakan di sini untuk menggunakan solar sistem. 75 juta liter air dipakai berhulu setiap bulan, itu tidak ada jatuh ke selokan, semuanya ditampung dalam satu bak besar, langsung bisa diminum, bukan di-recycle," tutur Nasaruddin.
"Kemudian juga kita di sini juga banyak perpustakaan internasionalnya, jadi kita ada online langsung dengan perpustakaan terbesar di luar negeri, termasuk Amerika. Jadi jurnal-jurnal yang baru terbit itu bisa langsung dibuka di Amerika," pungkasnya.