Netanyahu Akan Tambah Populasi Israel di Golan, Arab Saudi Bilang Gini
Pemerintah Arab Saudi mengecam rencana Israel untuk menggandakan populasinya di area Dataran Tinggi Golan, wilayah Suriah yang puluhan tahun diduduki Tel Aviv. Riyadh menyebutnya sebagai langkah "sabotase" terhadap Suriah.
Kementerian Luar Negeri Saudi, seperti dilansir Al-Arabiya, Senin (16/12/2024), menyatakan "kutukan dan kecaman" terhadap rencana Israel tersebut, yang diumumkan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu pada Minggu (15/12) waktu setempat.
Riyadh menyebut rencana itu sebagai bagian dari "sabotase berkelanjutan terhadap peluang untuk memulihkan keamanan dan stabilitas di Suriah" setelah pasukan pemberontak menggulingkan rezim Presiden Bashar al-Assad sepekan lalu.
"Kerajaan memperbarui seruan kepada komunitas internasional untuk mengutuk pelanggaran Israel ini, menekankan perlunya menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Suriah," tegas pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi.
"Golan merupakan tanah Arab Suriah yang diduduki," sebut Kementerian Luar Negeri Saudi.
Netanyahu dan pemerintahannya dilaporkan telah sepakat, pada Minggu (15/12), untuk melipatgandakan populasi Israel di area Dataran Tinggi Golan.
"Memperkuat Golan adalah memperkuat Negara Israel, dan hal ini sangat penting saat ini. Kami akan terus mempertahankannya, mengembangkannya, dan tinggal di dalamnya," tegas Netanyahu dalam pernyataannya.
Israel merebut sebagian besar wilayah Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalam perang tahun 1967 silam, dan menganeksasinya tahun 1981 lalu.
Simak juga Video ‘Netanyahu Temui Trump, Ini yang Dibahas’
[Gambas Video 20detik]
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Disebutkan lebih lanjut oleh kantor Netanyahu dalam pernyataannya bahwa pemerintah Israel dengan suara bulat menyetujui rencana senilai lebih dari 40 juta Shekel untuk mendorong pertumbuhan demografis di Golan.
Disebutkan juga bahwa Netanyahu telah mengajukan rencana tersebut kepada pemerintah Tel Aviv "mengingat perang dan front baru yang dihadapi Suriah, dan karena keinginan untuk melipatgandakan populasi Golan".
Secara terpisah, analis Avraham Levine dari Pusat Penelitian dan Pendidikan Alma, yang mengkhususkan diri pada tantangan keamanan Israel di perbatasan utaranya, menyebut sekitar 31.000 warga Israel telah tinggal dan menetap di Golan. Kebanyakan dari mereka bekerja di bidang pertanian, termasuk perkebunan anggur, dan pariwisata.
Golan sendiri merupakan rumah bagi 24.000 warga Druze, minoritas Arab yang menganut aliran ajaran Islam. Sebagian besar mengidentifikasi diri mereka sebagai warga Suriah.
Simak juga Video ‘Netanyahu Temui Trump, Ini yang Dibahas’
[Gambas Video 20detik]