Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Kamis 5 Desember 2024
Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah diproyeksi melemah pada perdagangan hari ini, Kamis (5/12/2024), sejalan dengan ekspektasi kenaikan indeks dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan mata uang rupiah bergerak fluktuatif pada hari ini. Dia melihat rupiah berpotensi ditutup melemah di rentang Rp15.920-Rp16.000 per dolar Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup pada perdagangan Rabu (4/12/2024) dengan kenaikan 0,05% atau 8,5 poin ke posisi Rp15.937 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terlihat menguat 0,07% ke posisi 106,422.
Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak variatif terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,56%, dolar Singapura melemah sebesar 0,01%, rupee India melemah 0,03%, dan dolar Hong Kong melemah 0,02%.
Adapun mata uang yang menguat di antaranya, yuan China menguat 0,25%, won Korea menguat 1,12%, ringgit Malaysia menguat 0,48%, peso Filipina menguat 0,56%, dolar Taiwan menguat sebesar 0,37%, dan baht Thailand menguat 0,13% per dolar AS.
Menurutnya, ketidakpastian politik di Korea Selatan melemahkan sentimen investor di seluruh Asia, mengingat Korea Selatan dianggap sebagai pilar ekonomi Asia Timur.
Mata uang regional tertekan oleh lonjakan dolar pekan ini, di tengah meningkatnya ketidakpastian atas prospek suku bunga jangka panjang. Pada Rabu (4/12/2024), Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa The Fed dapat mengambil pendekatan yang hati-hati terhadap pemotongan suku bunga, tetapi tidak memberikan sinyal bahwa pemotongan suku bunga pada pertemuan Desember 2024 akan tertunda.
Dia mengatakan bahwa sentimen juga datang dari geopolitik Timur Tengah, Israel mengatakan pada Selasa bahwa akan kembali berperang dengan Hizbullah apabila gencatan senjata gagal, dan serangannya akan meluas lebih jauh ke Lebanon.
Adapun dari dalam negeri, Ibrahim mengatakan bahwa pemerintah melalui Kementerian Keuangan kembali menegaskan bahwa kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% akan tetap diberlakukan pada 2025. Pemerintah akan tetap memprioritaskan daya beli masyarakat dalam penerapan kebijakan ini.
Oleh karena itu, menurutnya daya beli menjadi salah satu prioritas berupa subsidi dan jaring pengaman sosial yang akan diperkuat untuk melindungi kelompok masyarakat rentan. Kebijakan kenaikan tarif PPN ini juga mempertimbangkan struktur ekonomi secara menyeluruh.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan menguat 0,47% atau 75 poin ke posisi Rp15.862 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau turun 0,23% ke posisi 106,07.
Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami penguatan. Yen Jepang misalnya menguat 0,56%, dolar Hong Kong menguat 0,02%, dan dolar Singapura menguat 0,33%.
Selain itu, dolar Taiwan menguat 0,09%, peso Filipina menguat 0,64%, rupee India menguat 0,02%, dan baht Thailand menguat 0,43% per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka pada perdagangan dengan naik 0,10% atau 16 poin ke posisi Rp15.921 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terlihat melemah 0,10% ke posisi 106,242.
Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak variatif terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,14%, dolar Singapura menguat sebesar 0,04%, dolar Hong Kong menguat 0,01%, ringgit Malaysia menguat 0,42%, peso Filipina menguat 0,12%, dolar Taiwan menguat sebesar 0,22%, dan baht Thailand menguat 0,06%.
Adapun mata uang yang melemah di antaranya, yuan China melemah 0,13%, won Korea melemah 0,14%, dan rupee India melemah 0,05% per dolar AS.