OJK Sebut Pasar Saham RI Lesu per November 2024 Imbas Kemenangan Donald Trump

OJK Sebut Pasar Saham RI Lesu per November 2024 Imbas Kemenangan Donald Trump

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pasar saham Indonesia mengalami pelemahan pada perdagangan November 2024 seiring dengan kemenangan Donald Trump dalam kontestasi Pilpres Amerika Serikat (AS). OJK pun akan terus mencermati dampak yang terjadi dari kebijakan Trump pada tahun depan.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan pada bulan lalu, pasar saham Indonesia mengalami tekanan. "Pasar saham domestik per akhir November 2024 melemah 6,07% month to date [mtd] ke level 7.114,27 [per 29 November 2024]. Kemudian, secara year to date [ytd] turun 2,18%," ujarnya dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK pada Jumat (13/12/2024).

Nilai kapitalisasi pasar saham Indonesia pun turun 5,48% mtd ke level Rp12.000 triliun, meskipun masih naik 2,87% secara ytd.

Adapun, non residen atau dana asing di pasar saham Indonesia mencatat nilai jual bersih alias net sell sebesar Rp16,81 triliun, meskipun secara ytd masih tercatat net buy Rp21,6 triliun.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan melemahnya pasar modal, termasuk saham pada November 2024 terjadi seiring dengan kemenangan Donald Trump di Pilpres AS.

"Investor cenderung menarik dananya dari emerging market dan mendorong pelemahan mayoritas pasar emerging market, di saham, obligasi, dan nilai tukar," ujarnya dalam RDKB OJK.

Menurutnya, kemenangan Trump dan Partai Republik meningkatkan tensi perang dagang. Ditambah, terjadi ketidakstabilan geopolitik di berbagai negara terutama Timur Tengah.

Selain itu, pasar tenaga kerja dan permintaan domestik AS kembali menguat. Kondisi tersebut mendorong bank sentral global untuk berhati-hati melonggarkan kebijakan moneternya, sehingga ekspektasi terminal rate suku bunga kebijakan meningkat.

"Di tengah masih tingginya ketegangan geopolitik serta potensi dampak rencana proteksionisme perdagangan yang akan dijalankan oleh pemerintahan Trump, OJK terus mencermati perkembangan terkini dan dampaknya terhadap sektor jasa keuangan domestik," tutur Mahendra.

Sumber