OJK Ungkap Ada Perusahaan Kripto Sedang Jajaki Rencana IPO
Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengonfirmasi saat ini terdapat perusahaan kripto yang tengah menjajaki rencana penawaran umum saham perdana alias initial public offering (IPO).
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengakui bahwa pihaknya sedang dalam proses pengkajian sejumlah calon emiten. Salah satunya berasal dari industri kripto.
“Saat ini, yang dapat kami sampaikan adalah bahwa OJK sedang dalam proses penelaahan beberapa calon emiten, yang salah satunya memang ada yang bergerak di industri kripto,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (14/12/2024).
Meski demikian, Inarno belum dapat memberikan informasi lanjutan sebelum calon emiten meraih izin dalam proses penawaran awal saham alias bookbuilding.
“Nama perusahaan, jumlah aset, atau nilai penawaran umum masih belum dapat disampaikan hingga masing-masing calon emiten mendapatkan izin publikasi untuk melakukan bookbuilding,” kata Inarno.
Sementara itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada sebanyak 17 perusahaan raksasa dengan aset jumbo antre melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan MR DIY akan menjadi penutup listing di 2024.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan total ada 24 calon emiten berada dalam daftar atau pipeline IPO per 6 Desember 2024.
“Dari 24 calon perusahaan tercatat tersebut, 17 perusahaan memiliki aset skala besar, atau di atas Rp250 miliar," katanya, dikutip Minggu (8/12/2024).
Dia menjelaskan sebanyak enam perusahaan dengan nilai aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar atau skala menengah turut mengantre IPO. Sisanya, adalah satu perusahaan beraset di bawah Rp50 miliar atau masuk kategori aset skala kecil.
Di samping itu, calon emiten dari sektor consumer non-cyclicals menjadi yang terbanyak dengan total 7 perusahaan berada dalam pipeline. Adapun, 3 perusahaan berasal dari sektor consumer cyclicals, kemudian sektor energi menyumbang 3 perusahaan, sektor basic materials 2 perusahaan, dan 2 perusahaan dari sektor finansial.
Nyoman menambahkan bahwa pipeline IPO juga diisi oleh 2 perusahaan dari sektor kesehatan, lalu 2 perusahaan industri, sektor properti dan real estat menyumbang 2 perusahaan, serta 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.