Optimisme Pertumbuhan Ekonomi
Presiden Prabowo Subianto optimistis bahwa Indonesia akan mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen per tahun selama masa kepemimpinannya. Harapan ini bukan sekadar wacana, karena dukungan kuat datang dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk dari Presiden Joko Widodo yang turut menyuarakan keyakinannya. Dalam forum 100 CEO di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (12/10), Jokowi menyatakan, "Saya meyakini Pak Prabowo akan membawa kita ke angka-angka pertumbuhan ekonomi yang tadi saya sampaikan." Namun, apa yang sebenarnya diperlukan untuk mencapai target ambisius tersebut? Bagaimana Indonesia dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 8 persen? Di sinilah tujuh pilar penting memainkan perannya.Pertama adalah Peningkatan Investasi Berkelanjutan. Kunci utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah investasi. Menteri Investasi, Rosan Roeslani (12/10/2024), menekankan pentingnya meningkatkan investasi berorientasi ekspor dan berkelanjutan. Konsumsi domestik saat ini menyumbang sekitar 53-54 persen terhadap pertumbuhan ekonomi, sementara investasi mencapai 24-25 persen. Untuk mencapai target yang lebih tinggi, investasi, khususnya di infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan, dan energi, harus terus diperkuat. Tidak hanya itu, menciptakan iklim investasi yang kondusif, melalui deregulasi dan reformasi birokrasi, sangat diperlukan. Salah satu inovasi yang perlu dipercepat adalah penerapan sistem perizinan yang lebih cepat dan efisien melalui Online Single Submission (OSS).
Kedua adalah Reformasi Struktur Ekonomi. Indonesia perlu mengurangi ketergantungan pada ekspor komoditas mentah dan meningkatkan nilai tambah melalui industrialisasi dan hilirisasi. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (13/10) mendukung langkah ini dengan menekankan bahwa pembangunan infrastruktur merupakan komponen penting dalam mencapai target pertumbuhan. Di sisi lain, sektor UMKM juga harus diperkuat, dengan akses yang lebih baik terhadap pembiayaan, teknologi, dan pasar global. UMKM menyumbang bagian besar dari penciptaan lapangan kerja, sehingga penguatan sektor ini akan menjadi pilar penting dalam menciptakan ekonomi yang inklusif.
Ketiga adalah Pengembangan Sumber Daya Manusia. Tidak bisa disangkal, sumber daya manusia (SDM) adalah fondasi utama bagi pertumbuhan ekonomi. Pendidikan yang relevan dengan kebutuhan pasar, serta pelatihan vokasional yang sesuai dengan perkembangan teknologi, akan meningkatkan keterampilan tenaga kerja Indonesia. Pemerintah juga perlu meningkatkan investasi di bidang riset dan inovasi untuk menciptakan produk baru yang bernilai tambah. Kerja sama antara universitas, industri, dan pemerintah menjadi kunci untuk mendorong perkembangan teknologi dan inovasi yang lebih luas. Melalui pengembangan SDM yang berkelanjutan, Indonesia dapat memanfaatkan bonus demografi dengan optimal.
Keempat adalah Adopsi Teknologi dan Peningkatan Produktivitas. Di era digital ini, adopsi teknologi terbaru seperti otomatisasi dan digitalisasi di berbagai sektor ekonomi akan meningkatkan efisiensi. Transformasi digital, terutama di sektor jasa keuangan, perdagangan, dan industri, harus terus didorong. Ekonomi digital melalui e-commerce, fintech, dan layanan berbasis teknologi lainnya menawarkan peluang besar untuk meningkatkan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Mendorong penggunaan teknologi secara luas juga akan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.
Kelima adalah Stabilitas Makroekonomi dan Reformasi Fiskal. Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen, stabilitas harga dan inflasi yang terkendali sangat penting. Kebijakan fiskal yang adaptif, termasuk peningkatan penerimaan pajak melalui reformasi perpajakan yang adil dan efisien, akan memberikan ruang fiskal lebih besar bagi pemerintah. Pengelolaan anggaran negara yang lebih efisien, dengan fokus pada program produktif, seperti pendidikan dan infrastruktur, akan memberikan dampak jangka panjang pada pertumbuhan ekonomi.
Keenam adalah Pengembangan Sektor Pariwisata. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, dan ini perlu terus dikembangkan. Tidak hanya Bali, pemerintah harus fokus pada pengembangan destinasi baru yang memiliki potensi besar menarik wisatawan domestik dan internasional. Peningkatan infrastruktur pariwisata dan promosi yang masif ke pasar internasional akan memperkuat sektor ini sebagai salah satu mesin penggerak ekonomi. Pariwisata dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan, menciptakan lapangan kerja, dan mendatangkan devisa bagi negara.
Ketujuh adalah Pemberantasan Korupsi dan Perbaikan Tata Kelola. Tidak ada yang lebih penting dalam menciptakan kepercayaan investor dan publik selain pemerintahan yang bersih dan transparan. Penegakan hukum yang kuat, pemberantasan korupsi, dan perbaikan tata kelola menjadi fondasi utama untuk menciptakan stabilitas ekonomi. Dengan pemerintahan yang bersih dan akuntabel, investor akan merasa lebih yakin untuk menanamkan modal mereka di Indonesia, sehingga ekonomi dapat tumbuh dengan lebih cepat dan berkelanjutan.
Mana Penyumbang Terbesar?
Dalam konteks pertumbuhan ekonomi berbasis pengeluaran, ada lima komponen utama yang berkontribusi terhadap PDB konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor, dan impor. Untuk mencapai target 8 persen, konsumsi rumah tangga harus stabil, sementara investasi dan ekspor perlu ditingkatkan secara signifikan.
Investasi dalam infrastruktur dan industri memiliki potensi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang cepat. Dengan meningkatkan kapasitas produksi dan menciptakan lapangan kerja, investasi akan berkontribusi langsung terhadap peningkatan konsumsi dan daya beli masyarakat.
Selain itu, peningkatan ekspor, terutama dari sektor industri dan jasa, dapat membantu mencapai target pertumbuhan ekonomi. Selama Indonesia mampu bersaing di pasar internasional dan meningkatkan daya saing produknya, ekspor akan menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan.
Kombinasi yang Ideal
Untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi 8 persen, kombinasi antara investasi, ekspor, dan konsumsi yang stabil sangat penting. Dengan investasi yang tepat sasaran, peningkatan ekspor, serta konsumsi yang terus meningkat, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang diimpikan. Dalam jangka panjang, keberhasilan ini akan membuka jalan bagi Indonesia untuk mencapai status negara maju dan mewujudkan cita-cita Indonesia Emas.
Steph Subanidja Guru Besar dan Dekan Sekolah Pascasarjana Perbanas Institute
Simak Video Prabowo Pede Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa Tembus 8%, Ini Kata Airlangga
[Gambas Video 20detik]