Pakan Ternak Tak Layak Diduga Picu Kematian Puluhan Kambing di Ponorogo

Pakan Ternak Tak Layak Diduga Picu Kematian Puluhan Kambing di Ponorogo

PONOROGO, KOMPAS.com – Puluhan kambing milik warga di Desa Pomahan, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur dilaporkan mati mendadak.

Ketua RT 02 RW 02 Desa Pomahan, Parno, mengatakan puluhan kambing warga mati mendadak tanpa tanda-tanda sakit di lingkungannya sudah terjadi sebulan terakhir.

Kerugian warga diperkirakan hingga ratusan juta.

“Matinya tidak bersamaan, tapi satu-satu. Saat ini masih terjadi. Data terakhir ada 80 ekor kambing milik warga yang mati. Kalau kerugian lebih dari Rp 200 juta,” ujarnya ditemui di rumahnya, Sabtu (4/1/2025).

Pandi, pemilik kambing, mengaku 4 ekor kambingnya mati tanpa sebab yang diketahui.

Dia mengaku sebelum mati, kambingnya sempat mengembek kemudian kejang-kejang sebelum diketahui mati.

“Yang mati pertama pada Selasa (31/12/2024) lalu. Sempat ribut mengembek, kemudian kejang-kejang sebelum mati,” katanya.

Pandi mengaku sehari kemudian 2 kambing lainnya mengalami gejala yang sama, di mana kambingnya rebut mengembek kemudian kejang-kejang lalu mati.

Pada hari Rabu (1/1), satu ekor kambingnya kembali mati dengan gejala yang sama.

“Karena takut, saya jual 3 kambing yang tersisa dengan harga Rp 5 juta. Padahal kalau harga normal bisa sampai Rp 9 juta,” ucapnya.

Kabid Kesehatan Hewan, Peternakan, Perikanan, dan Ketahanan Pangan, Kabupaten Ponorogo, Siti Barokah, mengatakan pihaknya telah turun ke Desa Pomahan, Kecamatan Pulung untuk melakukan identifikasi terhadap kematian kambing yang diawali dengan kejang-kejang tersebut.

“Kami sudah ke lokasi dan melakukan tindakan terhadap kambing-kambing itu,” katanya.

Dari hasil pemeriksaan terhadap sejumlah kambing yang mati mendadak, menurutnya, cuaca ekstrem yang terjadi saat ini menjadi faktor kematian kambing milik warga.

Tingginya intensitas hujan membuat pakan ternak yang diberikan tidak layak konsumsi.

Kondisi pakan yang terlalu basah memicu akumulasi gas di rumen kambing.

“Gas ini mendesak diafragma, sehingga memengaruhi fungsi paru-paru dan jantung yang akhirnya berujung pada kematian mendadak,” jelasnya.

Siti Barokah memastikan kematian puluhan kambing yang mendadak ini bukan disebabkan oleh penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sedang merebak saat ini.

“Penyebab utama adalah cuaca ekstrem yang membuat pakan ternak, seperti dedaunan dan rumput, menjadi kaya akan air. Hal ini memicu timpahan pada rumen, yaitu pembentukan gas yang menekan jantung dan paru-paru,” pungkasnya.

Sumber