Pakistan Kembangkan Rudal yang Mampu Mencapai AS
Pakistan sedang mengembangkan kemampuan rudal balistik jarak jauh yang pada akhirnya akan memungkinkan negara itu menyerang target-target di luar kawasan Asia Selatan, termasuk Amerika Serikat (AS). Gedung Putih menyebut program rudal Islamabad sebagai ancaman terbaru bagi Washington.
Wakil Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jon Finer, seperti dilansir Reuters, Jumat (20/12/2024), mengungkapkan informasi mengejutkan soal negara bekas mitra dekat AS itu saat berbicara dalam forum Carnegie Endowment for International Peace pada Kamis (19/12) waktu setempat.
Hubungan Washington dan Islamabad yang sebelumnya erat, telah memburuk sejak penarikan pasukan AS dari Afghanistan tahun 2021 lalu.
Dalam pernyataannya, Finer menyebut langkah Pakistan itu menimbulkan "pertanyaan nyata" soal tujuan program rudal balistik negara tersebut.
"Pakistan telah mengembangkan teknologi rudal yang semakin canggih, mulai dari sistem rudal balistik jarak jauh hingga peralatan yang memungkinkan pengujian motor roket yang berukuran jauh lebih besar," sebutnya.
Jika tren tersebut terus berlanjut, Finer menyatakan bahwa "Pakistan akan memiliki kemampuan untuk menyerang target-target di luar kawasan Asia Selatan, termasuk Amerika Serikat."
Finer menyebut bahwa jumlah negara bersenjata nuklir yang memiliki rudal yang mampu menjangkau wilayah AS "sangatlah sedikit dan cenderung bermusuhan". Dia menyebut Rusia, Korea Utara dan China di antara negara-negara yang dimaksudnya tersebut.
"Jadi, sejujurnya, sulit bagi kami untuk melihat tindakan Pakistan selain sebagai ancaman yang muncul bagi Amerika Serikat," ucap Finer dalam forum tersebut.
Lihat juga Video Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal AS, Warga Sudah Telat
[Gambas Video 20detik]
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Pernyataan Finer ini disampaikan sehari setelah AS mengumumkan rentetan sanksi baru terkait program pengembangan rudal balistik Pakistan, termasuk terhadap badan pertahanan negara yang mengawasi program tersebut.
Pakistan menjadi salah satu dari sedikit negara yang secara terbuka mengakui memiliki senjata nuklir tahun 1998 silam. Pengakuan itu disampaikan lebih dari dua dekade setelah India, negara tetangga dan musuh bebuyutan Islamabad, mengumumkan kemampuan nuklir yang dimilikinya.
Pakistan dan India sama-sama menolak untuk menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi, sebuah perjanjian global yang bertujuan mencegah penyebaran senjata nuklir dan teknologi persenjataannya.
Islamabad menegaskan program senjata nuklir dan rudal balistiknya sebagai pencegah agresi India dan dimaksudkan untuk menjaga stabilitas regional.
Lihat juga Video Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal AS, Warga Sudah Telat
[Gambas Video 20detik]