Pameran Yos Suprapto Ditunda, Galeri Nasional Bantah Pengaruhi Kurator

Pameran Yos Suprapto Ditunda, Galeri Nasional Bantah Pengaruhi Kurator

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Galeri Nasional Indonesia membantah mempengaruhi penilaian kurator terhadap sejumlah lukisan karya Yos Suprapto yang berujung penundaan pameran seniman tersebut.

Ketua Tim Museum dan Galeri Indonesian Heritage Agency (IHA), lembaga yang mengatur proses pembuatan pameran di Galeri Nasional, Zamrud Setya Negara menegaskan, penilaian kurator terhadap karya seni yang akan ditampilkan tidak dapat diintervensi pihak mana pun.

“Tidak (ada arahan). Ini kembali lagi, kurator dalam proses kerja profesionalnya pasti punya ruang yang tidak bisa diintervensi. Namanya, profesionalisme,” ujar Zamrud saat memberikan keterangan di Kantor Galeri Nasional, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2024).

Zamrud juga enggan berkomentar saat ditanya perihal tokoh dalam lukisan Yos yang dinilai sejumlah pihak mirip dengan salah seorang tokoh politik.

“Kami tidak akan berkomentar untuk ke sana, karena kami zonanya ada pada karya seni, tidak akan lari kepada hal seperti itu,” kata dia.

Zamrud mengatakan, Galeri Nasional menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator jika ada perbedaan pendapat antara kurator dan seniman.

“Kita juga sama-sama menghargai posisi kurator, menghargai posisi seniman, dan Galeri Nasional Indonesia sangat mengapresiasi dan mendukung pada proses ekspresi seni setiap seniman,” imbuh dia.

Menurut Zamrud, seorang kurator memang punya otoritas untuk memilih karya seni yang pantas ataupun tidak pantas untuk ditampilkan dalam sebuah pameran.

“Yang pasti memilih karya itu adalah otoritas kurator sebagai profesional kerja kurator, dan pasti ada otoritas yang tidak bisa dilampaui. Bahasa kami tidak bisa kerja kurator dipatahkan tiba-tiba gitu,” lanjut dia.

Zamrud menegaskan, proses persiapan pameran Yos ini awalnya berjalan lancar. Namun, di penghujung masa persiapan, muncul ketidaksepakatan antara Yos selaku seniman dan Suwarno Wisetrotomo selaku kurator yang ditunjuk untuk mengawasi pameran ini.

“Di penghujung proses (persiapan), menjelang peresmian pameran, itu ada sebuah hal yang sifatnya, saya menyebutnya, mungkin tidak sepaham. Antara konsep yang diusulkan kurator dengan yang dilakukan oleh Pak Yos Suprapto,” kata Zamrud.

Pihak Galeri Nasional pun mengaku telah melakukan mediasi dengan mempertemukan kedua pihak di kantor Galeri Nasional pada 19 Desember 2024 atau hari di mana pameran seharusnya dibuka.

Namun, hingga akhir mediasi, Yos dan Suwarno tidak dapat mencapai kata sepakat. Alhasil, Suwarno mengundurkan diri sebagai kurator pameran.

Saat ditanya kemungkinan Galeri Nasional menunjuk kurator baru setelah Suwarno menyatakan undur diri, Zamrud tak menjawab tegas.

“Kami tidak akan mengandai-andai, kami tetap akan mengharapkan silakan diskusi baik ini kembali dikonstruksi supaya terjadi keberlanjutan (pameran) ini,” kata Zamrud lagi.

Diberitakan, seniman Yos Suprapto mengungkap, pameran tunggalnya yang sedianya dijadwalkan digelar di Galeri Nasional Indonesia Jakarta pada 19 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025 ditunda karena beberapa lukisannya dianggap terlalu vulgar.

Total ada lima lukisan Yos yang dinilai tidak sesuai dengan tema pameran yang bertajuk “Kebangkitan Tanah untuk Kedaulatan Pangan” itu.

“(Lukisan) dari kronologi satu dengan yang lainnya runut. Kok diturunkan di tengah jalan bagaimana tuh? Sebuah kronologi, cerita. Kalau dipotong tengahnya, inti isinya kan enggak ada. Terus masak hanya kulitnya saja yang disuguhkan,” ujar Yos saat ditemui di Galeri Nasional, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2024).

Yos berpendapat, kelima lukisannya yang tidak lulus sensor oleh kurator yang ditunjuk oleh Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo, masih sesuai dengan tema pameran.

“Saya bercerita tentang proses terjadinya kehilangan kedaulatan pangan kita. Sejarah kehilangannya kedaulatan pangan. Nah, itu saya akhiri dengan lukisan yang menggambarkan penguasa, kekuasaan. Kedaulatan pangan tanpa kekuasaan itu omong kosong,” kata dia.

Sumber