Parameter Politik Keluar dari Persepi Bukan karena Skandal Poltracking

Parameter Politik Keluar dari Persepi Bukan karena Skandal Poltracking

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga survei Parameter Politik Indonesia (PPI) memastikan pengunduran dirinya dari Dewan etik Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) karena adanya urusan internal organisasi bukan ada faktor lain.

"Jadi, PPI undur diri dari Persepi murni urusan internal organisasi," ungkap peneliti senior PPI, Adi Prayitno, saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis malam, (7/11/2024).

Adi juga membantah, pengunduran diri PPI dari Persepi dilatarbelakangi polemik sanksi untuk Poltracking.

"Tak ada kaitannya dengan yang lain," tambah Adi.

Di dalam Persepi, kata Adi, banyak guru dan senior yang hebat. Namun, keputusan PPI untuk mengundurkan diri sudah bulat.

Ada dua alasan internal organisasi yang membuat PPI tak bergabung lagi dengan Persepi.

"Lagi ada restrukturisasi kepengurusan dan konsolidasi internal," ungkap Adi.

Adi juga mengatakan, meski sudah mengundurkan diri, PPI tetap memiliki hubungan yang baik dengan Persepi.

Selain itu, ia menyebut, pengunduran diri PPI dari Persepi harusnya tidak dipandang sebagai sesuatu yang aneh.

Pasalnya, bergabung dengan asosiasi lembaga survei seperti Persepi merupakan sukarela bukan kewajiban.

"Mestinya biasa saja, kalau ada lembaga survei mau ikut atau tak ikut asosiasi lembaga survei. Intinya, bergabung asosiasi lembaga survei itu sifatnya sukarela, bukan kewajiban," ungkap Adi.

Untuk diketahui, Poltracking dikenakan sanksi oleh Dewan etik Persepsi karena merilis hasil survei elektabilitas calon gubernur (cagub) dan wakil gubernur (cawagub) yang jauh berbeda dengan lembaga survei lainnya.

Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis Rabu (23/10/2024), pasangan Pramono-Rano memperoleh angka sebesar 41,6 persen. Sementara pasangan RK-Suswono memperoleh angka sebesar 37,4 persen.

Sementara itu, satu hari berselang setelah survei LSI, Kamis (24/10/2024), lembaga survei Poltracking menelurkan hasil survei.

Hasilnya, pasangan Pramono-Rano memperoleh elektabilitas sebesar 36,4 persen. Sementara pasangan RK-Suswono memperoleh angka sebesar 51,6 persen.

Survei LSI dilakukan dalam rentang waktu 10-17 Oktober 2024 dengan 1200 responden. Sementara survei Poltracking dilakukan pada rentang waktu 10-16 Oktober 2024 dengan 2000 responden.

Di tengah ramainya isu kemunduran Poltracking, dua lembaga survei yakni PPI dan Voxpol Center Research & Consulting, juga ikut keluar dari Persepi.

Sumber