Parlemen Israel Sahkan UU yang Larang UNRWA Beroperasi, Ini Alasannya

Parlemen Israel Sahkan UU yang Larang UNRWA Beroperasi, Ini Alasannya

TEL AVIV, KOMPAS.com - Parlemen Israel pada Senin (28/10/2024) menyetujui sebuah RUU yang melarang Badan Bantuan PBB atau UNRWA beroperasi lagi.

Jadi, meski Amerika Serikat (AS) keberatan dan ada peringatan dari Dewan Keamanan PBB, anggota parlemen Israel tetap dengan suara bulat.

Yakni meloloskan RUU yang melarang badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) untuk bekerja di Israel dan Yerusalem timur yang diduduki.

"Ada hubungan yang erat antara organisasi Hamas dan UNRWA, maka Israel tidak dapat menoleransinya," kata Yuli Edelstein, seorang anggota parlemen partai Likud dan salah satu sponsor RUU tersebut.

Sebagaimana diberitakan AFP pada Selasa (29/10/2024), kelompok Hamas Palestina yang terlibat konflik dengan Israel di Gaza, menyebut RUU tersebut sebagai tindakan agresi Israel terhadap warga Palestina.

Sementara sekutunya, Jihad Islam, menggambarkan larangan tersebut sebagai eskalasi genosida.

Bahkan beberapa sekutu setia Israel di Barat menyuarakan kekhawatiran atas larangan tersebut, dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan Inggris merasa khawatir dengan undang-undang tersebut.

Jerman yang menjadikan keamanan Israel sebagai salah satu alasan negaranya memperingatkan bahwa hal itu akan secara efektif membuat pekerjaan UNRWA di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem timur menjadi terkendala.

Terlebih dapat semakin membahayakan bantuan kemanusiaan penting bagi jutaan orang atau warga Palestina.

Kepala UNRWA Philippe Lazzarini menyebut larangan tersebut sebagai bagian dari kampanye yang sedang berlangsung untuk mendiskreditkan badan tersebut.

Juru bicara badan tersebut, Juliette Touma, mengatakan bahwa badan tersebut adalah penyedia utama tempat berlindung, makanan, dan perawatan kesehatan primer di Gaza.

Maka dari itu, jika larangan tersebut diterapkan dapat menjadi bencana bagi jutaan penduduk Palestina.

Hanya saja, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada X bahwa Israel siap untuk terus memberikan bantuan ke Gaza setelah adanya larangan tersebut.

Ia mengatakan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan mitra internasional dan dengan cara yang tidak mengancam keamanan Israel sendiri.

Larangan UNRWA ini muncul saat tentara Israel melanjutkan serangan udara dan darat selama lebih dari tiga minggu terhadap Hamas di Gaza utara.

Dari serangan itu telah menyebabkan daerah tersebut kekurangan pasokan makanan dan air, kata badan pertahanan sipil di sana.

Saat pertempuran berkecamuk di Gaza dan Lebanon, kantor Netanyahu pada Senin pagi mengatakan kepala intelijen Mossad David Barnea telah bertemu dengan pejabat AS dan Qatar di Doha.

Mereka sepakat harus berbicara dengan Hamas tentang kesepakatan untuk membebaskan warga Israel yang ditangkap dalam serangan 7 Oktober tahun lalu oleh Hamas yang memicu perang di Gaza.

"Selama pertemuan tersebut, para pihak membahas kerangka kerja terpadu baru yang menggabungkan proposal sebelumnya dan juga mempertimbangkan isu-isu utama dan perkembangan terkini di kawasan tersebut," kata kantor Netanyahu.

Sumber