Parlemen Prancis Gulingkan PM Michael Barnier via Mosi Tidak Percaya
Perdana Menteri Prancis Michel Barnier digulingkan dari jabatannya lewat pemungutan mosi tidak percaya oleh parlemen Prancis. Usai lengser, Barnier segera menyerahkan surat pengunduran diri kepada Presiden Prancis Emannuel Macron.
Dilansir Sky News, Kamis (5/12/2024), Barnier akan mengajukan pengunduran diri kepada Macron pada Jumat (6/12) waktu setempat. Media Prancis, BFMTV, melaporkan Barnier akan bertemu dengan Macron di Israna Elysee pada besok pagi sekitar pukul 10.00 waktu setempat.
Parlemen Prancis diketahui menggelar pemungutan mosi tidak percaya kepada Barnier pada Rabu (4/12). Mayoritas anggota parlemen Prancis memilih untuk menggulingkan pemerintahan Barnier.
Dilansir Al-Jazeera, sidang pemungutan mosi tidak percaya digelar di Majelis Nasional Prancis. Sebanyak 331 legislator dari total 577 anggota parlemen Prancis telah memilih mosi tidak percaya terhadap pemerintahan Barnier.
Pemungutan suara tersebut diserukan oleh partai oposisi sayap kiri dan kanan setelah Barnier menggunakan kekuasaan khusus untuk mendorong langkah-langkah anggaran tanpa pemungutan suara di parlemen.
Pemerintahan Barnier adalah pemerintahan pertama di Prancis yang digulingkan melalui mosi tidak percaya dalam lebih dari 60 tahun. Ketua DPR Yael Braun-Pivet mengonfirmasi bahwa Barnier sekarang harus "mengajukan pengunduran dirinya" kepada Macron dan menyatakan sesi tersebut ditutup.
Setelah pemungutan suara, pemimpin sayap kanan Prancis Marine Le Pen mengatakan tekanan kini meningkat terhadap Presiden Macron meskipun dia tidak menyerukan pengunduran dirinya, dan menambahkan bahwa hanya Macron yang memiliki keputusan terakhir mengenai masalah ini.
Dilansir CNN, mosi tidak percaya kepada Michel Barnier diajukan oleh kelompok sayap kiri Prancis dan mendapatkan dukungan dari kelompok kanan. Langkah itu diambil usai Barnier pada Senin (2/12) memaksakan rancangan undang-undang pembiayaan jaminan sosial tanpa melalui pemungutan suara anggota parlemen.
Dengan dukungan kelompok sayap kanan, mayoritas dari 331 anggota parlemen dari 577 anggota parlemen memilih untuk menggulingkan pemerintahan Barnier.