Partisipasi Pemilih di Palangka Raya Terendah Se-Kalteng, Sukamara Tertinggi
PALANGKA RAYA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Tengah (Kalteng) telah mencatat jumlah partisipasi masyarakat dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) se-Kalteng.
Hasilnya, Kota Palangka Raya merupakan daerah dengan tingkat partisipasi terendah dan Kabupaten Sukamara menempati persentase partisipasi tertinggi.
Data ini didapat melalui jumlah pengguna hak pilih yang terdiri dari Daftar Pemilih Tetap (DPT), Daftar Pemilih Khusus (DPK), dan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) di setiap TPS.
Persentase pemilih untuk Kota Palangka Raya adalah sebesar 61,20 persen. Daerah ini menjadi yang terendah se-Kalteng, di bawah Kabupaten Kapuas dengan persentase sebesar 63,50 persen dan Katingan yang sebesar 64,87 persen.
Sementara itu, daerah dengan tingkat partisipasi pemilih tertinggi adalah Kabupaten Sukamara dengan persentase 79,08 persen, diikuti Barito Timur yang sebesar 77,99 persen, dan Pulang Pisau yang sebesar 76,36 persen.
Secara keseluruhan, partisipasi pemilih di Pilkada Kalteng tahun ini adalah sebesar 69,18 persen. Terdapat adanya peningkatan dari Pilkada Kalteng yang terselenggara sebelumnya.
Anggota KPU Kalteng Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM Harmain Ibrohim mengungkapkan, tahun ini terdapat peningkatan partisipasi pemilih dibandingkan dengan Pilkada Kalteng tahun 2020 lalu.
“Ada peningkatan sebesar 7 persen dari pilkada sebelumnya, yang mana di Pilkada Kalteng 2020 persentase pemilih hanya di angka 61,95 persen,” beber Harmain kepada Kompas.com, Jumat (6/12/2024).
Meski demikian, sebut Harmain, partisipasi masyarakat Kalteng dalam pemilihan kali ini bisa dibilang rendah jika dibandingkan partisipasi masyarakat di Pemilu 2024 lalu yang sebesar 78,61 persen.
“Untuk meningkatkan partisipasi pilkada ini kami menjalankan sejumlah upaya, seperti sosialisasi melalui kegiatan-kegiatan senam bersama dan pemberian materi di sekolah-sekolah,” ujar dia.
Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pilkada di Kota Palangka Raya sendiri, kata Ketua KPU Palangka Raya Joko Anggoro, disebabkan oleh peleburan beberapa TPS menjadi satu.
Hal itu menciptakan jarak yang cukup jauh di masyarakat, sehingga memicu rendahnya partisipasi masyarakat dalam mencoblos di Pilkada Kalteng 2024.
“Penyebab turunnya persentase tadi karena memang ada penggabungan dari yang awalnya dua TPS menjadi satu TPS, mungkin salah satu faktornya karena jarak yang jauh, sehingga masyarakat enggan ke TPS,” jelas Joko, Kamis (5/12/2024).
Meski demikian, jumlah pemilih yang hadir mengalami peningkatan dari pilkada sebelumnya, peningkatan itu hampir menyentuh jumlah 3.000 peserta jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini terjadi seiring meningkatnya jumlah daftar pemilih tetap (DPT).
“Penyebab turunnya persentase tadi karena memang ada penggabungan dari yang awalnya dua TPS menjadi satu TPS, mungkin salah satu faktornya karena jarak yang jauh, sehingga masyarakat enggan ke TPS,” jelasnya.