Partisipasi Pemilih di Pontianak Rendah, Golput Lebih Banyak Dibanding Suara Wali Kota Terpilih
PONTIANAK, KOMPAS.com - Partisipasi masyarakat Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), dalam memberikan hak pilihnya di pemilihan kepala daerah (Pilkada) hanya 54 persen, sementara sebanyak 46 persen warga urung ke tempat pemungutan suara (TPS).
Partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 lebih rendah dibandingkan pemilihan wali kota 2017 yang mencapai 76 persen.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pontianak, David Teguh, mengatakan, penurunan partisipasi pemilih terjadi hampir merata di seluruh Indonesia.
“Terjadi penurunan partisipasi pemilih yang sangat signifikan dan hampir merata di seluruh Indonesia. Tentunya ini akan jadi evaluasi,” kata David, kepada wartawan, Jumat (13/6/2024).
David memastikan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi secara maksimal dan dengan berbagai metode.
Ia meyakinkan bahwa ke depan akan dilakukan pengkajian secara nasional guna mengetahui faktor yang mempengaruhi turunnya angka partisipasi.
"Tentu perlu evaluasi dan analisis mendalam untuk mengetahui faktor yang menyebabkan turunnya partisipasi pemilih," ucap David.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan hasil rekapitulasi suara, pasangan calon petahana Edi Kamtono-Bahasan meraih suara terbanyak dengan 203.211.
Kemudian, pasangan calon nomor urut 1, Mulyadi dan Harti Hartidjah, meraih 50.656 suara.
Dengan daftar pemilih tetap (DPT) Pontianak sebanyak 489.208, artinya sebanyak 225.035 warga tidak memilih.
Jumlah ini lebih besar dibandingkan suara Edi Kamtono-Bahasan.
"Kami belum menetapkan calon terpilih, tapi hanya menetapkan hasilnya saja. Penetapan calon terpilih nanti setelah tidak ada gugatan,” tutup David.