PBB Ingatkan Pemimpin HTS agar Transisi Politik di Suriah Kredibel-Inklusif
DAMASKUS, KOMPAS.com - PBB memberi tahu pemimpin kelompok Hayat Tahrir Al Sham (HTS) Abu Mohammed Al Julani atau nama aslinya Ahmed Al Sharaa bahwa Suriah harus memiliki transis yang kredibel dan inklusif.
Utusan khusus PBB untuk Suriah, Geir Pedersen yang tiba di Damaskus pada Minggu (15/12/2024) telah bertemu dengan Julani, kantor Pedersen mengatakan pada Senin dalam sebuah pernyataan di Telegram.
Sebagaimana diberitakan AFP pada Senin (16/12/2024), Geir Pedersen juga bertemu dengan Perdana Menteri sementara Mohammed Al Bashir.
Diketahui, Pedersen bertemu dengan mereka setelah pertemuan internasional Sabtu tentang Suriah di Yordania.
PBB menekankan perlunya transisi politik yang kredibel dan inklusif yang dimiliki dan dipimpin oleh Suriah berdasarkan prinsip-prinsip resolusi Dewan Keamanan PBB 2254 (2015).
Utusan PBB itu juga menggarisbawahi niat PBB untuk memberikan semua bantuan kepada rakyat Suriah, dan diberi pengarahan tentang tantangan dan prioritas mereka.
Dikatakan, Pedersen memiliki beberapa rencana keterlibatan dalam beberapa hari ke depan, tetapi tidak dijelaskan lebih lanjut.
Sebelumnya, Presiden Suriah Bashar Al Assad digulingkan oleh serangan pemberontak selama 11 hari yang melanda dari barat laut Suriah, dan memasuki ibu kota pada 8 Desember 2024.
Ditinggalkan oleh para pendukungnya dari Rusia dan Iran, Assad melarikan diri ke pengasingan di Moskwa, mengakhiri lima dekade pelanggaran oleh klannya.
Kelompok HTS yang memimpin penggulingannya adalah bekas cabang Al Qaeda di Suriah, dan Amerika Serikat serta pemerintah Barat lainnya masih menggolongkannya sebagai kelompok "teroris".
Sambil memuji kejatuhan Assad, beberapa negara mengatakan mereka akan menunggu untuk melihat bagaimana otoritas Muslim Sunni baru Suriah memperlakukan kaum minoritas di negara multietnis dan multiagama tersebut.
Beberapa negara termasuk Amerika Serikat dan Inggris mengatakan mereka telah melakukan kontak dengan Julani.