PBB Peringatkan Kondisi Apokaliptik Gaza Utara, Warga Sipil di Ambang Kematian
YERUSALEM, KOMPAS.com - Situasi kemanusiaan di Gaza Utara memburuk dengan cepat di tengah operasi militer besar-besaran Israel melawan militan Hamas.
Dalam pernyataan yang dirilis Jumat (1/11/2024), para pejabat tinggi PBB menggambarkan kondisi di wilayah tersebut sebagai “apokaliptik,” mengingatkan bahwa seluruh penduduk Palestina di Gaza Utara kini berada dalam ancaman besar terhadap nyawa mereka.
“Seluruh populasi Palestina di Gaza Utara menghadapi risiko kematian yang sangat tinggi akibat penyakit, kelaparan, dan kekerasan,” kata penjabat kepala bantuan PBB Joyce Msuya, dalam pernyataan yang didukung badan-badan utama PBB seperti UNICEF dan Program Pangan Dunia (WFP).
“Kondisi di Gaza Utara benar-benar di luar kendali dan mengancam nyawa warga sipil yang tersisa,” ungkap Joyce Msuya, dilansir Reuters.
“Kami meminta semua pihak yang bertikai untuk menghentikan kekerasan dan melindungi mereka yang paling rentan," tambahnya.
PBB menyatakan bahwa akses bagi bantuan kemanusiaan sangat terbatas karena kondisi keamanan, sehingga sulit memenuhi kebutuhan mendesak warga sipil.
Laporan terbaru menyebutkan bahwa puluhan ribu warga di Jabalia, Beit Lahiya, dan Beit Hanoun kini terlantar tanpa pasokan medis atau makanan.
Sementara itu, misi PBB Israel di New York belum memberikan komentar resmi mengenai pernyataan tersebut.
Sebelumnya, Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menyebut bahwa masalah utama Gaza bukanlah kurangnya bantuan, melainkan pengelolaan yang menurutnya dikendalikan Hamas.
Administrator USAID, Samantha Power, turut menyampaikan keprihatinan kepada Duta Besar Israel untuk AS, Michael Herzog, mengenai kondisi krisis di Gaza Utara.
USAID menekankan perlunya peningkatan bantuan untuk warga Palestina di tengah peringatan bahwa AS mungkin akan mempertimbangkan pembatasan bantuan militer jika situasi kemanusiaan tidak membaik.